Teman-teman, apa yang kalian rasakan jika ditinggal pada usia sedini itu? Sedih, ya benar tentu saja sangat sedih, :"(. Namun tidak dengan saya pada waktu itu, saya sedikit masih ingat bagaimana saya tidak sedih ketika bude (dari ayah saya) datang dan menggendong saya yang kemudian di bawa ke sebuah dusun di Botodayaan tempat bude saya tinggal (sebelumnya saya di desa Petir). Jarak kedua desa tersebut sekitar 6-7 Km.
Ketika dibawa saya sedikit masih ingat saya tidak menangis walau harus berpisah dari orang tua, hehe, entah saya diiming-imingi apa sehingga saya akhirnya manut saja saat dibawa pergi. Pada waktu itu yang datang menjemput saya selain bude ada nenek dari pihak ayah saya yang sampai sekarang puji Tuhan masih sehat dan sering menceritakan bagaimana dulu saat saya masih kecil. Pada saat itu belum banyak kendaraan yang melintas di antara kedua desa tersebut, sehingga saat menjemput saya bude harus berjalan kaki bersama nenek saya.
Inginkah saya protes pada kedua orang tua saya kenapa saya harus dititipkan? Oh, jika pada waktu itu saya sudah dapat berpikir baik dan dapat berbicara tentu saya akan protes, tapi sekarang? Ya sudah terlambat, hehe. Alasan yang kuat kenapa saya setelah besar tidak ingin menggugat masa-masa itu adalah karena kebutuhan ekonomi yang saat itu katanya sangat mendesak kedua orang tua saya, sehingga pekerjaan menjadi sebuah prioritas yang segera harus diutamakan, (kan demi masa depan saya, hehehe).
Apakah saya tetap menikmati saat-saat ketika tidak bersama dengan kedua orang tua saya? Menikmati atau tidak keadaan waktu itu, saya tetap harus menikmati, (kan tidak bisa apa-apa lagi, hehehe). Walau kalau boleh jujur memang tidak enak sih rasanya, hehe. Beberapa kalimat ini mungkin dapat memberikan gambaran garis besar kehidupan saya saat masih kecil:
Ketika anak-anak seumuran saya digendong dan bermain dengan orang tua mereka, maka saya dengan bude dan nenek saya. Saat mereka diajak kedua orang tua ke toko atau tempat rekreasi untuk jalan-jalan, maka saya telah diajak ke ladang, hehe. bude akan menggendong saya dan terus menjalankan aktivitas meladang seperti biasa. Ketika tidur siang mereka di sofa atau busa, maka saya akan berada di sebuah gantungan dari kain "lompong keli" milik nenek saya di kandang sapi (ini bagian yang saya suka, hehe, bayangkan kalian tidur di atas ayunan ditengah ladang dengan pemandangan bukit disana-sini :P, so beautiful, hehe). Saat mereka bermain mobil-mobilan dari plastik, maka saya bermain mobil dari kulit jeruk bali. Ketika alergi mereka akan dioleskan bedak atau minyak, maka saya diolesi tembakau kering (alhasil bau badan akan sama dengan kakek-kakek lansia, walau umur masih balita. hehe).
Ditinggal kedua orang tua bekerja saat umur masih sangat kecil (18 bulan) membuat saya mungkin masih merindukan saat-saat kecil saya untuk bercengkerama dan dimanja (kadang walau dapat merasakan senang, tepi teman-teman pasti tahu dalam hati kecil saya, kesepian selalu ada dan tak mau pergi). Hanya setahun sekali kedua orang tua saya datang, yaitu waktu lebaran, namun hal itu tidak juga mengobati rasa rindu saya untuk tetap bersama waktu itu (pastinya, hehe).
Yah mungkin itulah garis besarnya, hehe. Yang pastinya banyak hal berbeda dengan teman-teman pada umumnya :D. Tapi satu nilai yang mungkin dapat diambil hikmahnya :
"Different experience was an amazing experience"
"Cogito Ergo Sum"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar