28/03/13

Merasa Menjadi Murid Tuhan di Taman Getsemani



"Tuhan ampunilah aku semalam yang menjadi murid yang tidak Engkau inginkan, karena dalam beberapa waktu saat perjamuan kudus-Mu aku beberapa kali tertunduk tidur ya Tuhan, ampunilah aku karena menjadi muridMu yang tidur saat malam kesengsaraanmu. Kini ya Tuhan aku mengerti perasaan Petrus dan dua saudaranya saat mengikut Engkau, dan aku menyesali perbuatanku semalam di gereja-Mu yang kudus."

Semalam saya seperti menjadi Petrus atau kedua saudaranya yang tertidur saat menemani Tuhan Yesus menjelang hari kesengsaraan-Nya, ya semalam.

Semua bermula kemarin lusa, saya yang harus bangun pagi setelah bergadang semalaman. Pagi hari dan menjalankan rutinitas seperti biasa, yaitu menggeluti dunia perkuliahan untuk mendapatkan ilmu dan gelar sarjana ahli kimia. Perkuliahan kemudian dilanjutkan dengan membantu teman menyebar poster Seminar Nasional Kimia di UMY, penyebaran selesai langsung praktikum Kimia Fisika II tentang distribusi solut bersama mbak Kinan dan mbak Shuluh, teman-teman yang asyik.

Malam mata sudah menjadi berat dan menyempatkan menulis dua blog, rencana mau istirahat, eh ternyata malah online dan melihat video stream tentang plane crash di youtube dan beberapa dokumenter lainnya dan menyelesaikan format laporan sementara untuk Praktikum Kimia Analitik II. Hingga akhirnya saya tidur pukul 4.00 pagi dan bangun pukul setengah tujuh pagi, dan ya ampun mata rasanya sangat pedih, dan ya ampun lagi, ternyata saya menyisakan tugas Teori Simetri dan Grup, alhasil saya mengerjakan di kampus dan mengorbankan sks daripada Bioteknologi Molekuler yang merupakan mata kuliah pilihan saya.

Hari itu saya lalui tanpa konsentrasi karena kurangnya istirahat, kecuali praktikum yang memang harus konsentrasi karena itu berkaitan dengan penelitian nanti saat mau lulus. Nah, praktikum yang dimulai pukul 1 siang selesai pukul 4.30 sore, menjadi satu hari tanpa istirahat.

Kemudian sampai di kost diajak bang Iwan dan bang Wawan, kedua-duanya orang Batak yang baik hati, beliau masing-masing S2 Matematika dan Kimia, beliau-beliau mengajak ke Gereja untuk memperingati malam kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus. Jadilah jam 7 petang kami ke gereja dengan berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer. Sampai di gereja ternyata selain memperingati hari kesengsaraan Tuhan juga ada perjamuan kudus, sehingga saya harus naik ke balkon karena belum bisa mengikuti perjamuan kudus (belum baptis dewasa). Di atas balkon ada sekitar 20 orang yang tidak mengikuti perjamuan kudus, saya duduk paling belakang, dan inilah awal saya dimana saya berdosa karena tidur, dan tanpa sengaja saya menjadi sama ketiga murid yang tertidur saat Tuhan Yesus Kristus berdoa di taman.

Saya dalam beberapa waktu saat perjamuan kudus berlangsung tertidur dan kadang lagu-lagu pujian masuk ke dalam mimpi saya, dalam beberapa kesempatan juga saya terjaga dan tidur lagi, begitulah seterusnya saat perjamuan kudus berlangsung. Saat bapak Pendeta Gunawan melayangkan firman tentang berserah kepada Tuhan selemah apapun kita menyadarkan saya bahwa saya telah menjadi ketiga murid tersebut walaupun saya tentu berlaksa kali lipat lebih rendah kedudukannya di banding ketiga murid tersebut. Dalam alkitab Tuhan menyatakan kekecewaan-Nya kepada mereka dengan kata-kata-Nya: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam bersama Aku?" (Matius 26:40). Dan satu kata lagi: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).

Ya, roh memang penurut tetapi daging lemah, karena mungkin kita memiliki rancangan yang luar biasa bagi kita, tetapi kadang fisik kita tidak dapat dikendalikan oleh pikiran kita yang digerakkan oleh roh. Dan itu saya alami malam itu, saat firman saya menyadari hal tersebut, hati yang telah lama keras laksana batu perlahan mencair, walaupun tidak munafik tidak semuanya mencair, karena pengaruh kampus, organisasi tidak hilang begitu saja, walaupun dalam hati paling dalam saya menginginkan hati saya lunak dalam segala keadaan seperti anak kecil. Entah apa saya sekarang, entah saya sekarang masih layak menyebut Tuhan sebagai Juruselamat saya, mengingat dosa dan perbuatan saya tidak terhitung banyaknya. Ampunilah saya Tuhan.


Satu lagi firman tadi malam adalah saya tersadar bahwa saya harus menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, karena jujur selama ini saya mengandalkan kekuatan saya pribadi dalam menjalankan segala aktivitas saya. Dulu semasa SMA, saya sangatlah rajin dalam hal doa, khatam 2 kali alkitab dalam waktu tiga Tahun, tetapi ternyata itu dapat dengan mudah diruntuhkan ketika saya masuk dunia perkuliahan. Jadwal yang padat, agenda yang merayap membuat saya kadang melupakan Tuhan, bahkan semalam saat saya menjalani perjamuaan kudus (walau tidak mengikuti) saya melah tidur dalam beberapa waktu. Ampunilah aku ya Tuhan. Seberapa hamba-Mu ini menginginkan, sekarang kembali, biarlah hamba-Mu serahkan segala kehidupan, pengharapan, tujuan hidup, dan segalanya hanya ke dalam Tangan Kasih Kuasa-Mu. Amin.


"Cogito Ergo Sum"

image take from: http://thegospelcoalition.org/blogs/kevindeyoung/2012/04/05/go-to-dark-gethsemane/

Kamar Kost 11:37 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar