Setelah lumayan lama tidak menulis blog, akhirnya saya berusaha menyempatkan diri untuk menulis kembali pikiran-pikiran saya.
Pukul 8 am saya bangun dan memulai aktivitas biasa, mandi, makan, ke kampus dan menghadapi mata kuliah Analisis Insrumental 1 yang luar biasa manfaatnya (walau membingungkan), kuliah ini bertempat di lab Fisika Dasar UGM. Jam pertama bersama sorang guru besar berinisial Mud, merupakan dosen berpretasi 3 di Indonesia, lulusan Keio University, dengan pengalaman religi dan hidup yang baik diteladani jejaknya. Membaca cerita beliau saya merasa memiliki banyak kesamaan dengan beliau, yaitu 70 % sama dalam pengalaman masa kecil yang sederhana. Cara mengajar yang benar-benar profesional membuat mahasiswa yang diajar tidak bosan mendengarkan. Hingga akhirnya 1 sks pun selesai, dan kami pun bergegas keluar, karena harus pegi ke MIPA selatan yang jaraknya cukup jauh.
Di ruang T2.01 saya kembali beruntung karena kembali diajari seorang dosen yang juga berstatus sebagai guru besar di Kimia UGM alias profesor, ibu W. Di dalam kelas kami mempelajari tentang kesetimbangan Kimia yang ternyata jauh lebih kompleks dari pelajaran SMA, dan ini membuat saya berpikiran bahwa kurikulum SMA harus dirubah agar dapat sedikit lebih mendalam mempelajari ilmu Kimia ini, ini penting untuk pengetahuan di masa depan yang sudah jelas ilmu Kimia sangat dibutuhkan kebermanfaatannya.
Di SMA saya mungkin merasa hebat dengan kemampuan saya menguasai materi selama SMA, hingga kadang saking besarnya kepala saya, saya merasa semua di luar kepala saya. Hingga akhirnya saya menjejakkan kaki di kampus ini dan menerima setiap materi, deg, ya Tuhan aku bagaikan zero man, seperti pecundang yang malu ketika melihat lawan lebih hebat dari dirinya. Saya tidak tahu apakah saya satu-satunya manusia yang seperti ini di kampus besar ini. Hingga kata pepatah mengingatkan saya: "di atas langit masih ada langit".
Di kelas tersebut saya melihat muka-muka khas MIPA yang terkenal dengan pesantrennya kampus UGM, kesopanan dan keramahtamahan yang sudah tidak perlu diragukan lagi, otak yang tidak penting untuk ditanyakan, dan waktu yang berlaksa kali lipat dari 1001 malam untuk menceritakan pegalaman tiap-tiap individu. Saya mendengarkan, kadang tanya, dan saya berusaha untuk bisa mencerna semua yang diberikan oleh ibu W. Kalem dan lemah lembut beliau yang membuat saya betah diajar oleh beliau, dan juga tuntutan akademik membuat saya harus memaku perhatian saya pada setiap tulisan dan perkataan beliau.
Saya harus memuji setiap individu yang ada disini, belum lagi mahasiswa Kimia di kelas lain, atau jurusan, dan bahkan Fakultas lain. Jika kampus saya ibarat pohon sesawi, maka saya adalah butirnya, saya adalah yang terkecil di antara mereka. Ya, saya menganggap diri seperti itu, dan sesungguhnya ituah yang memacu semangat saya untuk lebih melejit lagi dalam mengejar sederetan mimpi yang jauh di luar sana.
Setelah selesai saya diantar teman baik saya ke MIPA utara, disana saya bertemu lagi muka-muka khas MIPA, hanya saja ini dari macam-macam jurusan. Saya duduk sejenak di bangku selasar, memperhatikan lalu-lalang mahasiswa yang tidak pernah berhenti, membuat selasar ibarat jalan tol-nya mahasiswa untuk beraktivitas, juga sebagai ruang metting terbuka berbagai Hima, Forga, Club Study dan lain-lain. Ada yang mengurus PKM sana-sini, atau beberapa obrolan yang terkesan ilmiah, atau beberapa guyonan cerdas dari beberapa orang. Saya kemudian merenung sembari melepas lelah:
Memikirkan Indonesia 20 dan 30 tahun mendatang adalah memikirkan pemimpin yang secara sadar atau tidak sadar yang sekarang mungkin menjadi teman kita, sahabat kita, pacar kita, teman nge-PES kita, teman ngangkring kita, teman guyonan kita, satu organisasi kita, satu kelas kita, satu trainning kita, satu kelompok praktikum kita, atau bahkan kita sendirilah yang mungkin nanti menjadi pemimpin yang tidak dinyana-nyana. Dan dari mereka siapa? Itu? Ini? Yang itu? Yang ini? Atau saya? Jika saya, maka haruskah saya untuk berhenti mencari sosok-sosok yang dapat memotivasi saya? Tidak, siapapun mereka, saya berharap mereka adalah pemimpin yang jujur dan amanah. Bahkan saya akan menolak saya sendiri jika saya mengetahui saya akan menjadi pemimpin yang tidak amanah pada rakyat.
Tetapi kemudian saya melihat ketika adzan shalat jum'at berkumandang, maka 95 % laki-laki segera lenyap, kemana? Ya, ke mushola di tengah-tengah kampus, pemandangan yang indah. Tinggal saya, beberapa laki-laki yang beragama non mulim, dan perempuan yang tinggal di selasar atau di tempat lain. Suasana sekejap menjadi tenang, begitu juga saya. Melihat hal tersebut saya menjadi yakin bahwa MIPA memiliki calon-calon pemimpin masa depan yang memiliki modal iman kuat, dan inilah karakter utama yang dibutuhkan seorang pemimpin agar dapat mengemban tugas berat untuk jujur dan amanah. Pantas saja, ketika saya ada kegiatan di luar fakultas dan ketika teman-teman lain mengetahui saya dari MIPA langsung berbicara dengan hati-hati dan tidak seperti awal ketika belum mengetahui bahwa saya mahasiswa MIPA. Mengapa demikian, ternyata setelah saya bertanya kepada beberapa orang, saya mendapat keterangan bahwa rata-rata anak MIPA itu jarang bicara dan menulis, tetapi banyak berpikir. Itu jawaban umum yang saya dapatkan, tetapi ada jawaban yang saya sendiri juga merasakannya, yaitu anak MIPA itu jarang bicara, tetapi sekali bicara mengerikan. Nah, apakah saya termasuk golongan itu? I don't think so, saya merasa biasa saja dan tidak seperti itu. Saya tetap anak biasa yang berusaha menggapai mimpi dengan kuliah di kampus penuh mimpi ini saja. Mungkin benar untuk mereka, tetapi not about me.
Tulisan di atas bukan dalam rangka saya menyombongkan diri, tetapi lebih ke arah saya mengagumi kampus dan insan-insan di dalamnya yang harus saya teladani setiap kebaikan yang ada di dalamnya. Tulisan ini hanya sekilas ketik, dan dengan netbook pinjaman supaya hati saya merasa lega ketika dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Semoga bermanfaat.
"Cogito Ergo Sum"
(MIPA Utara 16.28 pm)
buat yang angkatan 2013 ke atas fakultas mipa UGM, tolong bantu mengisi kuesioner untuk tugas matkul sdm. trimakasih sebelumnya . https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScUn-pC59RONs1pnQZG2V4E0Gh9DMTUQWSz8zssOh3sHzNPuQ/viewform?usp=sf_link
BalasHapusbuat anak fmipa ugm, tolong bantuannya isi kuesioner untuk menyelesaikan tugas sdm dong. https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScUn-pC59RONs1pnQZG2V4E0Gh9DMTUQWSz8zssOh3sHzNPuQ/viewform?usp=sf_link
BalasHapus