Keberangkatan
Selasa, 14 Januari 2013
Pukul 06:30 WIB saya sampai di
stasiun Lempuyangan setelah malam sebelumnya mempersiapkan apa yang dibutuhkan
untuk survey KKN. Saya berpikir mulai hari itu saya akan menemui hal-hal yang
tidak saya temui sebelumnya, terutama pengalaman naik pesawat untuk pertama
kalinya :D, dan jujur saya agak takut :3. Tetapi saya harus memberanikan diri,
karena bagaimanapun hal yang harus dilakukan untuk mencapai Pulau Rote J.
Pagi itu saya diantar teman saya,
disusul Mahe yang diantar Ibu dan teman wanitanya, kemudian Syalwa yang
sendirian dan Ade yang dantar oleh Irma dan Ida. Kami ngobrol-ngobrol yang
tanpa sadar ternyata kereta kami sudah datang dan sudah ada panggilan untuk
masuk. Kemudian kami buru-buru masuk kereta, setelah masuk kereta agak terharu
juga melihat Irma dan Ida melambaikan tangan :D, walau mungkin saya-nya saja
yang berlebihan :D.
Kemudian kereta Sri Tanjung yang
kami tumpangi mulai berjalan pada pukul 09:35 dan dengan banyak perhentian kami
akhirnya tiba di Surabaya pada pukul 14:30 WIB di stasiun Gebeng. Setelah
sampai di pintu keluar, ternyata pada saat itu juga kami sudah ditunggu untuk
dijemput oleh Bapaknya Ade yang kemudian membawa kami ke Sidoarjo J. Yang ada di pikiran saya selama di dalam mobil
adalah: Surabaya ternyata kota, saya kira sama dengan Jogja, eh ternyata malah
hampir sama dengan Jakarta :D.
Di tempat Ade kami disuguhi makanan
buatan Ibu Ade yang mak nyos lah :D Disana kami bermain bersama, bermain bola
dan Badminton dengan menggunakan raket milik Ade. Kami bermain sampai sore
dengan menghabiskan 4 bulu cock karena semuanya mendarat di atap rumah Ade :D.
Bapaknya Ade, baik banget J
Ini yang saya
maksud :3
Setelah itu kami mandi dan makan
kemudian bersiap untuk kemudian berangkat
ke tempat Pakde Ade yang juga tinggal di Sidoarjo, tetapi dekat dengan
Bandara Juanda tepat pada pukul 19:30 WIB. Disana kami diterima dengan sangat
baik dan disediakan tempat menginap yang nyaman.
***
Rabu, 15 Januari 2014
Pagi, pukul 05:30 kami bangun pagi
dan bersiap untuk berangkat ke Bandara Juanda pada pukul 09:00. Pada saat itu
kami mengira perjalanan ke Bandara Juanda lancar, akan tetapi ternyata kami
sempat terjebak macet, bahkan Mahe sampai menelepon pihak Garuda untuk menunggu
kami karena terjebak macet. Hingga akhirnya kami benar-benar lolos dari jalan
yang macet dan segera ngebut ke arah Bandara (bapaknya Ade kalau sudah ngebet beh kencang banget :D).
Akhirnya kami sampai di Bandara yang
luasnya minta ampun dan dengan cepat kami melakukan check-in, saya hanya
bingung dan tolah-toleh mau ngapain, dan akhirnya ya cuma ngikut apa yang Ade
dan Mahe lakukan :D. Kemudian setelah selesai check in, kami pergi ke waiting
room (atau apalah, kurang tahu namanya,
gate atau apa lupa namanya). Disana saya mengumpulkan keberanian saya :D,
melihat pesawat terbang dan turun, hingga akhirnya setelah kurang lebih
setengah jam,penerbangan ke Kupang dibuka dan kami dipersilahkan untuk menuju
ke pintu masuk landasan pesawat. Setelah turun kami dijemput menggunakan bus
dan diantar ke pesawat Garuda Indonesia Bombardier CRJ1000 Next Gen. Sampai di
dalam rasa takut sepertinya hilang :D Akan tetapi setelah pesawat menambah
kecepatan saat mau terbang, tiba-tiba saja jadi worst lagi -_-, tetapi
bagaimana lagi :D. Pas naik juga rasanya seperti mau jatuh saja, mirip naik
kora-kora pada saat ujuang perahu yang kita naiki turun dan naik ke arah
seberang J.
Agak memalukan, dan mungkin memang memalukan, di tengah itu saya melihat ke
arah Ade, dan dia tersenuyum, saya balas dengan senyum kecut, karena masak bisa
sesantai itu -_-. Akhirnya pesawat tidak lagi guling kanan dan kiri dan sudah
terbang konstan, pada saat itulah saya merasakan enaknya naik pesawat :D.
Ketika sudah berada pada ketinggian
tetap saya merasa kedinginan dan saya mencari tahu bagaimana cara mematikan AC
yang ada di atas saya, dan saya menekan satu tombol dan berbunyi “ting”, asem kelihatannya saya salah, dan benar saja, tidak lama kemudian
salah satu kru pesawat mendatangi saya dan menanyakan ada yang bisa dibantu
atau tidak, saya ya hanya bilang maaf pak
coba-coba :D Bapaknya hanya tersenyum, begitu juga Nurul (mahasiswa UMM) yang berada di samping
saya :D. Akhirnya pemberitahuan bahwa pesawat segera turun tiba dan pada saat
itu kuping saya seperti disumbat dengan keras, dan setelah landing ye, saya sudah menaklukan ketakutan saya
:D.
***
Sampai di bawah kami sudah ditunggu
staff intel TNI AD Bapa Syaiful, dan satunya lagi saya lupa namanya (maaf). Kami diantar ke mobil TNI AD,
wuis rasanya keren sekali dijemput menggunakan mobil TNI AD :D.
Selama perjalanan ke mess Korem,
Mahe melakukan wawancara dengan Bapa Syaiful tentang keadaan Kupang. Bapa
Syaiful bercerita bahwa kita beruntung datang pada musim hujan, karena semua
terlihat hijau, karena jika kita datang pada bulan Juli semua akan terlihat
berwarna cokelat dari atas pesawat. Selain itu suhunya juga sangat panas,
sedangkan pada malam hari terasa sangat dingin karena hembusan angin dari timur
yang datang dari arah laut, mengingat disini dekat dengan laut. Bapa Syaiful
sendiri sedang cuti dan oleh karena itu beliau siap ketika ditunjuk untuk
menjemput kami. Beliau bercerita tentang musim pada saat penghujan kurang baik,
hal ini berakibat pada tidak adanya kapal yang menyeberang ke Pulau Rote karena
tidak adanya ijin dari BMKG untuk melakukan penyeberangan. Sebenarnya bukan
kapalnya yang takut untuk berlayar, karena di Rote Timur terdapat banyak
keturunan suku Bugis yang sangat mahir dalam berlayar dan tidak takut pada
ombak, akan tetapi karena mematuhi aturan BMKG maka secara serentak tidak ada
yang mengoperasikan kapal. Oleh karena itu, pada saat terdesak pesawat carteran
adalah pilihan terakhir yang digunakan. Pesawat carteran ini adalah milik
maskapai swasta Sushi Air, merupakan maskapai yang dibangun oleh pedagang yang
bernama Sushi, yang pada waktu lampau digunakan untuk melakukan transaksi
perdagangan di pulau Jawa. Kemudian beliau bertanya kapan akan melakukan KKN,
kami kemudian menjawab pada bulan Juli dan Agustus. Beliau kemudian berkata
bahwa pada bulan tersebut keadaan laut bersahabat pada kita, karena tidak ada
gelombang yang tinggi, dan setiap hari akan ada kapal baik Ferri cepat maupun
Ferri lambat yang beroperasi, sehingga tidak usah khawatir pada bulan Juli
ketika akan menyeberang ke Pulau Rote dari Kupang. Akan tetapi pada bulan
tersebut yang perlu disiapkan adalah panas yang katanya lumayan ekstrim di
Kupang, dengan malam yang memiliki dingin yang ekstrim pula. Beliau juga
berpesan untuk jangan lupa mencoba bemo (di
jawa “angkot”) yang disini benar-benar full music dan grafiti serta full
hiasan :D. Disini ada kebiasaan orang yang menggunakan angkot, yaitu penumpang
tidak akan naik jika angkotnya tidak ada musiknya, atau dengan kata lain akan
semakin banyak penumpangnya jika musiknya semakin keras. Di dalam bemo kita
dapat memesan lagu yang kita inginkan, sedangkan umumnya yang sering
diperdengarkan adalah musik dan lagu yang berasal dari Ambon :D. Hingga ada
suatu banyolan bahwa orang Kupang ketika masuk anggota TNI AL (kalau tidak salah) pada saat ujian
berenang tidak akan lolos, karena jantung dan telingannya tidak kuat, hal ini
dikarenakan keseringan naik angkot :D. Ada satu hal lagi yang menjadi perhatian
adalah model rambut yang sedang trend di kalangan anak muda adalah model mohak.
Setiap mata memandang model rambut laki-laki, maka semuanya pastilah model
rambut mohak :D Kata Bapa Syaiful itu adalah model kuno untuk ukuran kita yang
sudah dewasa, karena itu kan model rambut kuno :D.
Pada saat menuju ke mess driver yang
menjemput kami adalah Bapa Muhammad yang mungkin juga banyak bercerita kepada
Ade dan Syalwa. Pada pukul 16:00 WITA kami tiba di mess Korem yang ternyata
seperti rumah dan memiliki perabot dalam kamar yang lumayanlah untuk ukuran
saya :D. Di dalam luas serta bersih, ber-AC serta ber-kulkas :3.
Pukul 17:30 WITA kami dijemput Bapa
Syaiful untuk menghadap Komandan Distrik Militer. Sesampainya di dalam ruangan
beliau, kami memperkenalkan diri dan Bapak Dandim Subar S.Pd banyak bercerita
tentang masa muda beliau selama kuliah di Jogja yang ternyata alumni dari dua
perguruan tinggi sekaligus, yaitu UGM dan IKIP (sekarang UNY) Jogja. Beliau kemudian menceritakan tentang keadaan
pulau Rote dan juga keadaan musim disini, semuanya hampir sama dengan yang
diceritakan oleh Bapa Syaiful selama perjalanan.
Selepas menghadap Dandim kami
berbincang tentang transportasi yang akan kami gunakan untuk perjalanan ke
Pulau Rote. Pada waktu itu ada alternatif pesawat, akan tetapi karena biaya
yang mahal kami tidak menggunakan alternatif tersebut. Hingga akhirnya ada opsi
kapal Awu yang pada hari sabtu akan berlayar dari Surabaya dan akan berhenti di
beberapa Pulau termasuk Pulau Rote langsung dari Kupang. Disini kami bernafas
lega, walaupun kami harus menunggu tiga hari lagi.
Pukul 20:02 WITA kami mengobrol di
ruang tamu mess yang bernama Flamboyan Kartika. Pada waktu itu kami hanya
mengobrol dan melihat Mahe bermain tarot dengan Ade dan Syalwa. Dan asyik juga
melihat mereka berbantah-bantahan :D. Mereka berbicara masalah hubungan sosial
dan lain-lain yang saya susah mengerti, akhirnya saya hanya menyimak saja :3.
Kemudian saya pergi ke kamar duluan
karena sudah tidak tahan mengantuk :D. Oke inilah cerita dari hari keberangkatan
sampai kami tiba di Kupang dan menjadi hari pertama kami di Kupang. Terimakasih
sudah membaca J.
“Cogito
Ergo Sum”
Kamar kost, 9 April 2014
11:59 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar