Rote-Kupang
Senin,
27 Januari 2014
Pukul
04:00 WITA tim bangun pagi dan mulai bersiap untuk kembali lagi ke Ba’a, karena
malam sebelumnya sekitar pukul setengah sebelas malam Bapa Bapinsa Therik
dikomando oleh Danramil untuk membawa tim survey ke Ba’a pukul 06:00 untuk
kemudian diikutkan pesawat TNI AL.
Kami diantar ke Ba’a oleh Bapa Therik dan Andre putra
Bapa David sekitar pukul 05:00 WITA, karena sebelumnya hujan sangat lebat,
sehingga kami menunda keberangkatan sampai hujan reda. Kami menaiki mobil pick
up dari saudara Bapa Therik dan menempuh perjalanan selama kurang lebih satu
setengah jam. Dalam mobil pick up, saya, Mahe dan Andre duduk di belakang dan
menjaga tas dan selama perjalanan kami mengobrol dan bercanda, biasalah cowok hehe.
Dalam perjalanan, kami melihat banyak anak-anak yang
berangkat sekolah, baik SD, SMP dan SMA. Mereka berjalan kaki sambil membawa
jerigen yang beberapa sih kosong, tetapi banyak juga yang berisi air (mungkin, hehe). Saya tidak tahu mengapa
semua siswa baik SD, SMP dan SMA tersebut membawa jerigen tersebut. Mungkin
untuk mengisi air di bak sekolah, tetapi kok ada juga yang membawa kosong ya
-_-. Yang hebat, mereka yang saya tahu berjalan kaki sangat jauh untuk dapat
mencapai sekolahnya. Kok tahu kalau sekolahnya jauh? Ya, karena dari titik saya
melihat anak SD, SMP, atau SMA ke sekolah yang saya lihat kemudian jaraknya
sangat jauh. Tetapi dalam perjalanan mereka bersama dan ramai-ramai kok J,
walau ada juga yang sendiri J.
Sebenarnya ada rasa tidak enak, karena setelah
rencana-rencana yang kami susun sebelumnya dalam hal transportasi ke Kupang
satu demi satu tidak terlaksana alasan cuaca. Tidak enak karena biaya pesawat
TNI AL ditanggung oleh pihak TNI. Tetapi kemudian saya mendapat penjelasan dari
Mahe bahwa itu memang bahasa TNI, kalau kita mengganti sama saja kita (maaf) mengencingi pihak TNI. Semua
baik-baik saja, itulah kata-kata Mahe. Saya yang awam dalam masalah tersebut ya
hanya bisa mengiyakan dan mencoba melihat dari sisi berkat, bahwa ini adalah
berkat dari Tuhan yang setiap waktu selalu menjaga kami yang tidak akan
membiarkan satu helai rambut pun dari tim jatuh ke tanah. Ya, dan saya percaya
itu, akhirnya ya saya mengambil semua sisi positifnya. Selama di dalam pesawat
saya hanya berdoa mohon selamat dan ucap syukur. Karena pesawatnya lumayan
seram juga suaranya, dan kami duduk menyamping seperti angkot, selain itu kami
duduk paling belakang dan paling dekat dengan pintu belakang :D.
Pukul setengah tujuh kami tiba di depan mess Koramil
Ba’a. Disana saya dan Mahe pergi ke mess karena ada keperluan, saya buang air
kecil dan besar, sedangkan Mahe hanya yang besar :D. Saya menggunakan kamar
mandi Danramil, sedangkan Mahe menggunakan milik Bapinsa, dan itu bersebelahan
-_-.
Kami akhirnya bertemu kembali dengan Bapa Charles, Bapa
David, Bapa Wargi dan Bapa Suranto. Akhirnya kami diantar oleh mobil Danramil
dengan pengemudi Bapa Suranto ke Lapangan Udara yang namanya saya lupa (maaf -_-). Setelah menunggu beberapa
saat pesawat tiba dan pesawat yang seharusnya berkapasitas 18 orang tersebut
tampak keluar dari dalamnya lebih dari 20 orang -_-. Kami di Bandara diantar
oleh Bapa Wargi, Bapa Suranto dan Bapa Charles yang menyusul kemudian. Kami
foto berempat dengan Bapa Wargi untuk kemudian dijadikan laporan oleh Bapa
Wargi ke KODIM.
Kemudian tanpa sengaja kami bertemu dengan Kepala Bapeda,
Ade kemudian memberikan surat kepada Kepala Bapeda tersebut dan berbincang
sebentar sebelum akhirnya ada instruksi supaya segera menaiki pesawat Casa TNI
AL.
Ketika perjalan ke pesawat, kami diantar oleh Bapa
Charles dengan membawakan tas yang berat. Saya terharu dengan bantuan yang
diberikan Bapa Charles selama ini, dan saya lihat (Ade) menangis hehe, mungkin
terharu juga kaliya :D. Bagaimana tidak, beliau mengantar sampai belakang
pesawat tepat dan ketika pintu ditutup beliau melambaikan tangan yang diikuti
balasan dari lambaian tangan kami. Sampai jumpa Bapa bulan Juli dan Agustus
nanti.
Kami di atas pesawat selama kurang lebih 30 menit,
memandang birunya laut yang terkena sinar matahari pagi. Perlu teman-teman
ketahui, pesawat Casa terbang rendah, sehingga daratan dan lautan pun sangat
jelas terlihat J. Di atas pesawat kemudian ada yang
bilang bahwa ombak tinggi. Puji Tuhan, mungkin ini benar-benar rencana yang
Tuhan berikan J.
Di atas pesawat saya sempat merekam ketika landing, dan dapat teman-teman lihat
landingnya yang sempat mental satu kali sebelum akhirnya pesawat benar-benar
dapat bergerak sempurna di atas landasan J.
Kemudian kami turun dari pesawat, dan saya adalah orang
kedua yang turun setelah awak pesawat yang bertugas :3. Tidak lama kemudian
kami melihat Bapa Muhammad yang sudah menunggu kami di depan Hangar milik TNI
AL. Kami kemudian diangkut oleh mobil menuju ke mess Kodim untuk kemudian
istirahat J.
Saat turun saya melihat wajah-wajah yang lemas :D, terutama Ade yang tampak
pucat dan syalwa yang lemas serta Mahe yang menghitam hehe, hampir sama dengan saya hitamnya :p.
Kami akhirnya kembali pada kamar yang sama seperti awal
ketika kami baru saja sampai di mess tersebut. Langsung kami cau untuk tidur
:D.
Malamnya kami dipanggil oleh Dandim untuk menghadap pukul
20:00 WITA. Kami akhirnya pergi ke kantor Kodim dan sambil menunggu Dandim kami
online sebentar, karena ada wifinya hehe.
Akhirnya kami disuruh masuk oleh Dandim sendiri dan mengobrol sampai kurang
lebih pukul 22:00 WITA. Kami disana ditanya bagaimana keadaannya dan Dandim
meminta kami untuk mempersiapkan nantinya ketika 25 orang bertandang ke Pulau
Rote. Kami diminta untuk mempersiapkan terutama transportasinya dan juga
penginapan yang digunakan oleh 25 orang. Selain itu beliau juga bercerita
tentang masa muda beliau dulu ketika belum ditempatkan di Kupang, beliau juga
bercerita banyak tentang pulau Rote. Disana kami mendapatkan banyak wawasan, ya
saya menerima banyak ilmu sisitu, walaupun banyak yang lupa hehe (karena pada waktu itu saya ngantuk
berat :D). Kemudian Dandim menyudahi pertemuan kami, disana tak lupa kami
menyampaikan terimakasih kami atas bantuan beliau dan seluruh personel TNI AD.
Saya sendiri berdoa supaya Tuhan memberikan berkatnya yang melimpah kepada
keseluruhan TNI AD yang telah menerima kami dengan segala kekurangan kami.
Karena saya sendiri sadar betapa kami merepotkan, tetapi memang tentara, otak
tentara saya yakin tidak mempermasalahkan itu. Sebaliknya saya berdoa supaya
TNI senang dengan kedatangan kami, ya mudah-mudahan J.
Bapak Dandim merupakan orang yang baik menurut saya,
karena beliau mengutamakan keselamatan kami dan menjaga serta memantau kami
selama kami melakukan survey. Tidak kalah baik adalah keseluruhan personelnya,
mulai dari Bapa Jamal yang menjemput serta pada awalnya mengawal kami, Bapa
Muhhamad yang menjadi driver ketika dari Bandara El Tari Kupang dua kali, Bapa
Muhhamad yang menjemput kami di Bandara El Tari setelah dari Rote dan yang
membimbing kami ke pelabuhan dan banyak lagi (ada dua Bapa Muhammad hehe), Bapa Syaiful, Bapa Pramono yang
mengantar kami jalan-jalan dan membimbing kami ke tempat-tempat yang tidak kami
ketahui sebelumnya, Bapa-bapa yang kemarin piket yang mengijinkan kami untuk
online disana untuk mengurus kepentingan kami. Semuanya baik, dan puji Tuhan
beliau-beliau adalah orang yang luar biasa dalam hal penerimaan kepada kami.
Teman-teman nantinya akan mengetahui sendiri keramahan
TNI AD yang akan kita temuai nanti di bulan Juli-Agustus. Saya sendiri tidak
tahu kalau ternyata TNI sebaik itu J. Mungkin memang
agak berlebihan karena saya memandang semua baik, tetapi memang itu adanya, hehe, nanti teman-teman akan tahu
sendiri J.
Nah untuk kita sendiri, saya harap kita menjaga diri dari
hal-hal yang dapat menurunkan derajat nama UGM di depan para anggota TNI,
supaya kedepannya hubungan antara mahasiswa yang ingin melanjutkan KKN kita
dengan TNI tetap terjaga baik dan semakin baik. Karena TNI sudah memberikan
kepercayaan yang besar kepada kita yang dianggap orang intelektual oleh
personel TNI. Kita harus mampu menjaga kesopanan kita, menjaga nama baik tim
dan yang terutama adalah menjaga nama baik Universitas Gadjah Mada, dimana kita
bertandang dengan selimut kampus kita. Tentunya kita tidak ingin selimut yang
melindungi kita kotor kan? J. Kita harus benar-benar mencerminkan
sebaimana layaknya seorang mahasiswa yang berpikiran global dengan
memperhatikan etika-etika yang sudah seharusnya terpatri dalam diri seorang
mahasiswa. Jangan sampai kepercayan TNI yang sudah diberikan hilang karena
tindakan kecil yang seharusnya tidak perlu dilakukan tetapi kemudian memiliki
dampak negatif besar terhadap nama baik tim dan kampus kita J.
So guys, biarlah kita menjadi cermin kebaikan yang sesungguhnya selayaknya
mahasiswa. TNI manunggal mahasiswa :D J.
Sampai disini ya episode kembali ke Kupang J.
Semangat untuk bulan Juli-Agustus nanti ya teman-teman J.
“Cogito Ergo Sum”
Kamar Kost, 10 April 2014
00:18 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar