09/04/14

Pulau Rote Part VII

Rote-Kupang
Senin, 27 Januari 2014
Pukul 04:00 WITA tim bangun pagi dan mulai bersiap untuk kembali lagi ke Ba’a, karena malam sebelumnya sekitar pukul setengah sebelas malam Bapa Bapinsa Therik dikomando oleh Danramil untuk membawa tim survey ke Ba’a pukul 06:00 untuk kemudian diikutkan pesawat TNI AL.

            Kami diantar ke Ba’a oleh Bapa Therik dan Andre putra Bapa David sekitar pukul 05:00 WITA, karena sebelumnya hujan sangat lebat, sehingga kami menunda keberangkatan sampai hujan reda. Kami menaiki mobil pick up dari saudara Bapa Therik dan menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam. Dalam mobil pick up, saya, Mahe dan Andre duduk di belakang dan menjaga tas dan selama perjalanan kami mengobrol dan bercanda, biasalah cowok hehe.

            Dalam perjalanan, kami melihat banyak anak-anak yang berangkat sekolah, baik SD, SMP dan SMA. Mereka berjalan kaki sambil membawa jerigen yang beberapa sih kosong, tetapi banyak juga yang berisi air (mungkin, hehe). Saya tidak tahu mengapa semua siswa baik SD, SMP dan SMA tersebut membawa jerigen tersebut. Mungkin untuk mengisi air di bak sekolah, tetapi kok ada juga yang membawa kosong ya -_-. Yang hebat, mereka yang saya tahu berjalan kaki sangat jauh untuk dapat mencapai sekolahnya. Kok tahu kalau sekolahnya jauh? Ya, karena dari titik saya melihat anak SD, SMP, atau SMA ke sekolah yang saya lihat kemudian jaraknya sangat jauh. Tetapi dalam perjalanan mereka bersama dan ramai-ramai kok J, walau ada juga yang sendiri J.

            Sebenarnya ada rasa tidak enak, karena setelah rencana-rencana yang kami susun sebelumnya dalam hal transportasi ke Kupang satu demi satu tidak terlaksana alasan cuaca. Tidak enak karena biaya pesawat TNI AL ditanggung oleh pihak TNI. Tetapi kemudian saya mendapat penjelasan dari Mahe bahwa itu memang bahasa TNI, kalau kita mengganti sama saja kita (maaf) mengencingi pihak TNI. Semua baik-baik saja, itulah kata-kata Mahe. Saya yang awam dalam masalah tersebut ya hanya bisa mengiyakan dan mencoba melihat dari sisi berkat, bahwa ini adalah berkat dari Tuhan yang setiap waktu selalu menjaga kami yang tidak akan membiarkan satu helai rambut pun dari tim jatuh ke tanah. Ya, dan saya percaya itu, akhirnya ya saya mengambil semua sisi positifnya. Selama di dalam pesawat saya hanya berdoa mohon selamat dan ucap syukur. Karena pesawatnya lumayan seram juga suaranya, dan kami duduk menyamping seperti angkot, selain itu kami duduk paling belakang dan paling dekat dengan pintu belakang :D.

            Pukul setengah tujuh kami tiba di depan mess Koramil Ba’a. Disana saya dan Mahe pergi ke mess karena ada keperluan, saya buang air kecil dan besar, sedangkan Mahe hanya yang besar :D. Saya menggunakan kamar mandi Danramil, sedangkan Mahe menggunakan milik Bapinsa, dan itu bersebelahan -_-.

            Kami akhirnya bertemu kembali dengan Bapa Charles, Bapa David, Bapa Wargi dan Bapa Suranto. Akhirnya kami diantar oleh mobil Danramil dengan pengemudi Bapa Suranto ke Lapangan Udara yang namanya saya lupa (maaf -_-). Setelah menunggu beberapa saat pesawat tiba dan pesawat yang seharusnya berkapasitas 18 orang tersebut tampak keluar dari dalamnya lebih dari 20 orang -_-. Kami di Bandara diantar oleh Bapa Wargi, Bapa Suranto dan Bapa Charles yang menyusul kemudian. Kami foto berempat dengan Bapa Wargi untuk kemudian dijadikan laporan oleh Bapa Wargi ke KODIM.

            Kemudian tanpa sengaja kami bertemu dengan Kepala Bapeda, Ade kemudian memberikan surat kepada Kepala Bapeda tersebut dan berbincang sebentar sebelum akhirnya ada instruksi supaya segera menaiki pesawat Casa TNI AL.
            Ketika perjalan ke pesawat, kami diantar oleh Bapa Charles dengan membawakan tas yang berat. Saya terharu dengan bantuan yang diberikan Bapa Charles selama ini, dan saya lihat (Ade) menangis hehe, mungkin terharu juga kaliya :D. Bagaimana tidak, beliau mengantar sampai belakang pesawat tepat dan ketika pintu ditutup beliau melambaikan tangan yang diikuti balasan dari lambaian tangan kami. Sampai jumpa Bapa bulan Juli dan Agustus nanti.

            Kami di atas pesawat selama kurang lebih 30 menit, memandang birunya laut yang terkena sinar matahari pagi. Perlu teman-teman ketahui, pesawat Casa terbang rendah, sehingga daratan dan lautan pun sangat jelas terlihat J. Di atas pesawat kemudian ada yang bilang bahwa ombak tinggi. Puji Tuhan, mungkin ini benar-benar rencana yang Tuhan berikan J. Di atas pesawat saya sempat merekam ketika landing, dan dapat teman-teman lihat landingnya yang sempat mental satu kali sebelum akhirnya pesawat benar-benar dapat bergerak sempurna di atas landasan J.

            Kemudian kami turun dari pesawat, dan saya adalah orang kedua yang turun setelah awak pesawat yang bertugas :3. Tidak lama kemudian kami melihat Bapa Muhammad yang sudah menunggu kami di depan Hangar milik TNI AL. Kami kemudian diangkut oleh mobil menuju ke mess Kodim untuk kemudian istirahat J. Saat turun saya melihat wajah-wajah yang lemas :D, terutama Ade yang tampak pucat dan syalwa yang lemas serta Mahe yang menghitam hehe, hampir sama dengan saya hitamnya :p.

            Kami akhirnya kembali pada kamar yang sama seperti awal ketika kami baru saja sampai di mess tersebut. Langsung kami cau untuk tidur :D.

            Malamnya kami dipanggil oleh Dandim untuk menghadap pukul 20:00 WITA. Kami akhirnya pergi ke kantor Kodim dan sambil menunggu Dandim kami online sebentar, karena ada wifinya hehe. Akhirnya kami disuruh masuk oleh Dandim sendiri dan mengobrol sampai kurang lebih pukul 22:00 WITA. Kami disana ditanya bagaimana keadaannya dan Dandim meminta kami untuk mempersiapkan nantinya ketika 25 orang bertandang ke Pulau Rote. Kami diminta untuk mempersiapkan terutama transportasinya dan juga penginapan yang digunakan oleh 25 orang. Selain itu beliau juga bercerita tentang masa muda beliau dulu ketika belum ditempatkan di Kupang, beliau juga bercerita banyak tentang pulau Rote. Disana kami mendapatkan banyak wawasan, ya saya menerima banyak ilmu sisitu, walaupun banyak yang lupa hehe (karena pada waktu itu saya ngantuk berat :D). Kemudian Dandim menyudahi pertemuan kami, disana tak lupa kami menyampaikan terimakasih kami atas bantuan beliau dan seluruh personel TNI AD. Saya sendiri berdoa supaya Tuhan memberikan berkatnya yang melimpah kepada keseluruhan TNI AD yang telah menerima kami dengan segala kekurangan kami. Karena saya sendiri sadar betapa kami merepotkan, tetapi memang tentara, otak tentara saya yakin tidak mempermasalahkan itu. Sebaliknya saya berdoa supaya TNI senang dengan kedatangan kami, ya mudah-mudahan J.

            Bapak Dandim merupakan orang yang baik menurut saya, karena beliau mengutamakan keselamatan kami dan menjaga serta memantau kami selama kami melakukan survey. Tidak kalah baik adalah keseluruhan personelnya, mulai dari Bapa Jamal yang menjemput serta pada awalnya mengawal kami, Bapa Muhhamad yang menjadi driver ketika dari Bandara El Tari Kupang dua kali, Bapa Muhhamad yang menjemput kami di Bandara El Tari setelah dari Rote dan yang membimbing kami ke pelabuhan dan banyak lagi (ada dua Bapa Muhammad hehe), Bapa Syaiful, Bapa Pramono yang mengantar kami jalan-jalan dan membimbing kami ke tempat-tempat yang tidak kami ketahui sebelumnya, Bapa-bapa yang kemarin piket yang mengijinkan kami untuk online disana untuk mengurus kepentingan kami. Semuanya baik, dan puji Tuhan beliau-beliau adalah orang yang luar biasa dalam hal penerimaan kepada kami.

            Teman-teman nantinya akan mengetahui sendiri keramahan TNI AD yang akan kita temuai nanti di bulan Juli-Agustus. Saya sendiri tidak tahu kalau ternyata TNI sebaik itu J. Mungkin memang agak berlebihan karena saya memandang semua baik, tetapi memang itu adanya, hehe, nanti teman-teman akan tahu sendiri J.

            Nah untuk kita sendiri, saya harap kita menjaga diri dari hal-hal yang dapat menurunkan derajat nama UGM di depan para anggota TNI, supaya kedepannya hubungan antara mahasiswa yang ingin melanjutkan KKN kita dengan TNI tetap terjaga baik dan semakin baik. Karena TNI sudah memberikan kepercayaan yang besar kepada kita yang dianggap orang intelektual oleh personel TNI. Kita harus mampu menjaga kesopanan kita, menjaga nama baik tim dan yang terutama adalah menjaga nama baik Universitas Gadjah Mada, dimana kita bertandang dengan selimut kampus kita. Tentunya kita tidak ingin selimut yang melindungi kita kotor kan? J. Kita harus benar-benar mencerminkan sebaimana layaknya seorang mahasiswa yang berpikiran global dengan memperhatikan etika-etika yang sudah seharusnya terpatri dalam diri seorang mahasiswa. Jangan sampai kepercayan TNI yang sudah diberikan hilang karena tindakan kecil yang seharusnya tidak perlu dilakukan tetapi kemudian memiliki dampak negatif besar terhadap nama baik tim dan kampus kita J. So guys, biarlah kita menjadi cermin kebaikan yang sesungguhnya selayaknya mahasiswa. TNI manunggal mahasiswa :D J.

            Sampai disini ya episode kembali ke Kupang J. Semangat untuk bulan Juli-Agustus nanti ya teman-teman J.


“Cogito Ergo Sum”

Kamar Kost, 10 April 2014
00:18 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar