09/04/14

Pulau Rote Part V

Hari ke-3 Papela-Kembali ke Ba’a
Rabu, 22 Januari 2013
            Tidak terasa sudah hari ketiga kami berada di Papelas, dan sudah banyak survey yang kami lakukan dengan laporan berupa foto dan video. Pada hari ketiga ini, kami bangun siang dan setelah bangun dan main-main tidak jelas sebentar kami mandi untuk mempersiapkan diri kami untuk kembali lagi ke Kota Kabupaten Ba’a. Sebelum mandi saya dan Mahe sempat bermain-main dengan dongkrak yang saya kira sudah tidak bisa digunakan, dan ternyata dengan sapu dongkrak tersebut dapat digunakan, walau kami tidak tahu bagaimana cara menurunkan tuas hidroliknya :D. Tetapi yang bertanggungngjawab Mahe. Kemudian Bapa Therik datang dan bilang bahwa dongkraknya yang besar tersebut memang masih berfungsi dan beliau juga memberi tahu cara menurunkan kembali tuas hidroliknya J.
           
Saya mandi lebih dulu dari pada teman-teman, kemudian setelah mandi saya foto-foto sebentar keadaan rumah Bapa Therik dengan detailnya serta foto-foto lagi kotoran yang ada di lapangan :D karena biasanya kotoran pagi biasanya masih segar dan menarik untuk difoto (kotoran hewan lho ya J).

Tidak lama kemudian saya masuk lagi ke dalam rumah, Mama Therik memanggil kami dari ruang sebelah dan menyediakan hidangan berupa ikan bakar dan ikan goreng, sambal serta lalapan :D, mantap pokonya. Kami pun pergi ke ruang sebelah dan menerima dengan sukacita makanan yang sudah sengaja disiapkan oleh Mama Therik J.

Kemudian setelah makan kami siap-siap lagi, karena sebentar lagi mobil yang dikendarai oleh Bapa Kepala Desa dari Faifua segera datang untuk mengantar kami ke Ba,a. Sebelum itu, kami foto dulu dengan Bapa Therik sekeluarga dan Ade memberi kenang-kenangan kepada Bapa Therik J

            Akhirnya, selesai juga tugas kami di Papela. Ketika mobil datang, kami segera membawa tas kami ke dalam mobil Avanza milik Bapa Kepala Desa Faifua. Kami merasa itu adalah hari terakhir kami di Ba’a sebelum KKN nanti, walau ternyata eh nanti balik lagi juga :D.

            Selama tiga hari di Papela banyak pelajaran baru yang kami dapat, banyak hal baru yang sebeleumnya tidak saya bayangkan, mulai dari pola hidup, kebudayaan, dan semuanya.  Banyak permasalahan yang terjadi disini, tetapi permasalahan yang paling utama disini adalah kesadaran dalam dunia pendidikan dan juga banyaknya halangan yang membuat moivasi belajar sisiwa menadi berkurang, seperti teknologi komputer yang berjumlah sedikit, kurangnya referensi, bahkan kurangnya tenaga pengajar yang ada disini. Kurangnya teknologi dapat berdampak kepada tingkat melek teknologi dari seorang anak, kurangnya referensi berdampak pada sempitnya pemikiran sang anak kelak, sedangkan kurangnya tenaga pendidik dapat berdampak pada kurangnya kualitas karakter yang dimiliki anak. Dan disini kita sebagai mahasiswa yang sudah siap untuk mengabdi dalam dunia pendidikan benar-benar harus mempersiapkan diri kita untuk membangun karakter pada anak tersebut, walaupun tidak dipungkiri mungkin banyak di antara kita yang tidak mengetahui bagaimana caranya, tetapi saya yakin di dalam waktu yang tersisa ini kita dapat mempersiapkan diri untuk dapat benar-benar mengerti bagaimana dunia pendidikan anak dan bagaimana kita dapat berperan di dalamnya. Mungkin saya hanya dapat menulis sesutau yang benar-benar omong kosong, tetapi bukankah disini kita ada untuk tujuan itu? Bukan mau tidak mau, tetapi ketulusan hati kita masing-masing dapat membantu kita menemukan jalan itu, hingga tanpa sadari kita telah mempelajari dan siap untuk diaplikasikan nantinya pada saat KKN J.
***
            Setelah perjalanan selama kurang lebi satu jam, akhirnya kami sampai di Ba’a disambut oleh Bapa Bapinsa David dan Bilga keponakan dari Bapa David. Kami istirahat sebentar untuk kemudian melakukan planing selanjutnya, karena pada saat itu semua tim kecuali saya mabok, haha, ini tumben berbalik keadaannya :D Ternyata teman-teman tidak tahan dnegan gaya mengemudinya kepala desa Faifia yang ngebut-ngebut :D. Saya mengira kami akan segera melakukan suvey lagi, akan mungkin karena kondisi tim pada saat itu akhirnya memutuskan untuk refreshing dahulu dengan naik ke mescusuar dia Ba’a yang katanya merupakan mescusuar tertinggi dengan 300 tangganya.

            Pada saat naik, saya sih excited saja, tetapi kemudian saya menyadari bahwa saya adalah orang yang takut ketinggian, tetapi keep spirit ae lah :D. Dan benar saja, ketika mau naik ke atas, kepala saya sudah pusing ketika melihat tangga yang meliuk-liuk berputar teratur membentuk spiral di atas kepala saya. Saya sudah deg-deg an, kemudian secara tiba-tiba Bapa David menyuruh saya untuk pergu dulu dan menginjak anak tangga pertama sebagai pembuka, entah apa maksudnya, akan tetapi saya turuti saja yang kemudian disusul Mahe dan yang lain. Bapa David juga menyuruh kami untuk menghitung jumlah anak tangga yang ada disana, saya manut-manut saja dan menghitung anak tangga pada lantai ke satu dan dua, yang ternyata masing-masing berjumlah 25 anak tangga. Saya tidak melanjutkan lagi pernghitungan saya, karena rasa takut ketinggian mulai memuncak hehe.

            Sampai di atas puncak, kami langsung foto-foto, dan saya juga semakin merasa pusing dan semakin takut :D. Maaf, bukannya alay sih, tetapi saya memang takut ketinggian J. Sehingga setelah mengambil beberapa gambar, foto bersama dan mengambil video, saya langsung kembali ke bagian dalam mescusuar karena takut, hehe. Saya berharap kami tidak berada di atas sampai matahari tenggelam, karena pada awalnya mau melihat sunset dari sana, dan ternyata tidak (Puji Tuhan, hehe). Ternyata kami turun dan berencana menuju tiang bendera, ye ye J. Dari atas mescusuar teman-teman dapat melihat seluruh Ba’a dari atas, dan juga dapat melihat lautan lepas di mengelilingi hampir 180 derajat pandangan kita. Dari sini kita tentu dapat melihat sunset dengan indah, tentunya jika tidak takut ketinggian, karena jujur bagi saya lama di atas akan membuat semakin pusing dan eneg :D. Akan tetapi bagi yang tidak takut ketinggian bukan masalah dan akan menikmati pemandangan dari atas. Oh ya, katanya merupakan suatu kehormatan untuk dapat naik ke atas mescusuar ini, karena katanya tidak semua orang dapat naik ke atas, bahkan penjaga mescusuar juga tidak naik secara sembarangan J.

            Karena kekurangan motor kami meminta tolong salah satu teman Bapa David untuk mengantar kami ke mescusuar, yaitu Bapa Obama (nama panggilan, sedangkan nama asli tidak tahu :D). Saya diantar Bapa Obama sampai tiang bendera, disana kami ambil gambar dan melihat indahnya sunset yang ada disana. Jujur selama disana navigasi dalam kepala saya kacau, karena saya tidak bisa membedakan mana barat dan timur, walaupun jelas-jelas saya sedang malihat sunset. Karena selama di Jawa kan kita selalu mengidentikan laut dengan arah selatan atau sebaliknya, dan disini, baik selatan utara barat maupun timur dengan mudah laut dapat ditemui, alhasil navigasi saya pun kacau :D. Saya mencoba untuk memperbaiki navigasi saya dengan menanam bahwa saya sedang menghadap ke barat, tetapi dalam perasaan saya, saya sedang menghadap ke timur. Teman-teman akan mengalami sendiri nantinya :D.

            Ketika matahari sudah terbenam, kami mempersiapkan diri untuk pulang. Di tengah jalan, kami melihat ada orang membawa golok, wuih seram guys :D. Tetapi setelah disapa ternyata orang baik, kata Bapa Obama mungkin sedang mencari ternaknya, maklum kan disana ternak dilepas dan bebas. Perlu teman-teman ketahui, tiang bendera adalah tempat yang indah dan jarang jejak kaki manusia disana tetapi juga terdapat bangunan disana, karena merupakan bekas kafe atau semacam bar (katanya :D). Walaupun sepi ketika kami datang, disana adalah tempat para muda-mudi untuk menghabiskan malam minggunya :D, seram tidak tuh? Bayangkan saja, disana tidak ada lampu satupun, yang ada adalah tempat luas yang tidak ada orang lain disana kecuali pendatang :D. Selama di perjalanan, saya melihat banyak salib yang berjumlah tiga dalam tempat-tempat yang berbeda di atas batu karang. Setelah saya tanyakan kepada Bapa Obama, ternyata salib tersebut untuk menandai bahwa kami ada disini, tidak tahu juga maksud lebih di atas itu J.

            Ketika sampai di mess Koramil, kami istirahat dan mempersiapkan survey ke Rote Barat besok paginya J. Akhirnya hari itu kami hanya refreshing setelah tiga hari jalan dan motoran kesana-sini untuk menemui orang itu dan ini J.

            Oke teman-teman, itulah yang dapat saya ceritakan pada tanggal hari Rabu, 22 Januari 2014. Semoga dapat menjadi gambaran bagi teman-teman sebelum kita sampai disana :D Gambaran untuk refreshing :D J. Terimkasih sudah berkenan membaca sampai disini J.


“Cogito Ergo Sum”

Kamar Kost, 10 April 2014
00:14 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar