26/02/18

Tentang LPDP 1

Hallo teman-teman pemburu beasiswa.

Jika Anda nyangkut di blog ini, sudah pasti Anda sedang dalam proses mengejar beasiswa LPDP. Saya yakin blog ini adalah blog ke-sekian kalinya dan bukan yang pertama. Benar ada banyak blog-blog yang bermanfaat dari para awardee LPDP sebelumnya. Blog ini tidak lebih dari catatan pengalaman saya selama proses pendaftaran sampai pada akhirnya lolos beasiswa LPDP. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sebelum saya berbagi pengalaman, ada hal yang harus Anda ketahui: saya orang biasa. Ya, saya tidak lebih dari seorang sarjana ber-IPK pas-pas-an, prestasi datar dan tidak terlalu aktif kegiatan organisasi. Pun kemampuan bahasa asing saya juga biasa saja. Jika Anda ber-IPK dewa, sering menang lomba (apalagi mengharumkan nama bangsa), aktif berorganisasi dan volunteering, maka silahkan tutup blog ini karena tidak ada gunanya buat Anda (ini serius hehe).

Jika Anda merasa mahasiswa biasa saja, tetapi memiliki niat dan kemauan tinggi untuk suatu saat mengabdikan diri (cielah) kepada nusa dan bangsa, saya percaya Anda adalah salah satu kandidat yang bakal diperhitungkan LPDP. Lalu apa yang harus dilakukan? 

Ada banyak sekali jawaban yang dapat Anda temukan berdasarkan pengalaman para awardee yang lulus. Mulai dari administrasi, tips online assessment, tips LGD dan essay on the spot serta tips wawancara. Bahkan jika Anda mau mencari, ada lho jawaban yang harus diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu dari interviewer. Ada banyak silahkan cari.

Adap beberapa poin yang Anda harus siapkan sebelum mendaftar LPDP:

1. Kenali LPDP dan diri Anda

LPDP sebagai beasiswa yang dipersiapkan untuk mencetak pemimpin dan profesional masa depan tentu memiliki kriteria-kriteria tertentu. Kriteria ini dapat dilihat dari visi, misi serta nilai dan budaya LPDP. Silahkan cek di website lpdp.kemenkeu.go.id dan baca dengan seksama. 

Setelah Anda benar-benar mengenal LPDP, kenali tujuan anda mendaftar LPDP. Jika anda mendaftar LPDP hanya untuk terlihat keren dan jalan-jalan ke luar negeri, tolong pikirkan ulang dan perbaiki niat anda. Ada banyak sarjana lain yang benar-benar ingin lanjut untuk berkontribusi. Pun jika Anda keras kepala bakal terlihat di wawancara kok hehe.

Namun saya percaya setelah mengenal LPDP, dengan sendirinya Anda akan memiliki gambaran masa depan yang dapat Anda ambil bersama LPDP. Ya, masa depan dimana Anda turut andil dalam memajukan Indonesia. Sok-sok-an? Tidak apa-apa, karena memang itulah tujuan LPDP secara umum dan kita tentu tidak salah memiliki pandangan tentang apa yang kita berikan nanti bersama LPDP.

2. Kenali masa depan Anda bersama LPDP

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda harus mulai membayangkan akan jadi apa Anda 5, 10 atau 20 tahun ke depan setelah melanjutkan studi bersama LPDP. Ini penting. Bayangan masa depan yang kuat dapat menambah keyakinan dan kepercayaan diri Anda selama seleksi LPDP.

Gambaran masa depan ini juga dapat menjadi modal awal Anda dalam menulis essay dan wawancara. Tentu LPDP tidak ingin memilih orang yang tidak memiliki bayangan sama sekali dengan tujuan hidupnya hehe. Jika calon mertua menginginkan masa depan anaknya cerah, begitu juga LPDP. Bersama LPDP diharapkan Anda dapat meraih Indonesia gemilang.

Apapun latar belakang Anda, saya percaya bersama LPDP Anda dapat menjadi orang terpenting di bidang Anda. Dengan datang ke blog ini, saya yakin Anda sudah memiliki lukisan masa depan yang nyata. Entah dokter spesialis, ekonom, teknokrat, saintis dan lain sebagainya.

3. Belajar dari para awardee

Dua poin sebelumnya menurut saya adalah poin paling penting. Tapi tentu saja untuk lolos tidak hanya butuh dan niat yang lurus tapi juga harus usaha untuk menimba pengalaman dari para awardee. Belajar sendiri itu penting, tapi belajar dari pengalaman orang lain sangat bermanfaat.

Para awardee yang saat ini mungkin telah mengisi posisi strategis di berbagai instansi pemerintah tentu dulu tidak lebih daripada saya dan Anda. Mereka pasti juga mencari dan belajar dari para pemburu beasiswa lainnya. Jadi jangan malu untuk belajar dari para awardee yang sudah lulus. Pun jika awardee itu lebih muda, tidak apa-apa.

Ada dua cara belajar dari para awardee, pertama belajar langsung dan yang kedua adalah seperti yang Anda lakukan saat ini: belajar dari blog hehe. Jika Anda memiliki teman awardee, PM awardee tersebut dan minta waktu untuk share pengalaman dan minta tips-nya. Saya yakin tidak ada awardee yang menolak permintaan tersebut, karena sekeren apapun awardee itu sekarang, mereka dulu juga melakukan apa yang Anda lakukan sekarang: ngangsu kawruh dari yang berpengalaman.

Belajar dari blog. Ya, siapa sangka blogspot dan wordpress menjadi tempat belajar pengalaman orang lain yang menyenangkan (bukan promo). Orang Indonesia sangat suka berbagi pengalaman melalui tulisan. Bersyukur sekali untuk saya dan Anda hehe. Sejelek apapun blognya, se-nyleneh apapun tulisannya, tapi selama itu berkaitan dengan cara mendapatkan LPDP maka baca sampai tuntas dan belajar dari sana.

Anda boleh seorang wartawan, novelis, blogger yang terkenal atau apapun itu yang lebih hebat dari awardee yang menulis blog. Namun tolong kosongkan dulu gelas Anda. Tidak apa-apa, karena semua info di blog mereka sangat bermanfaat untuk Anda nantinya.

---

Setidaknya tiga hal di atas adalah hal yang Anda harus persiapkan sebelum mempersiapkan hal-hal yang berbau teknis. Banyak yang terjebak dengan keyakinannya sendiri dan mendaftar LPDP tanpa benar-benar mengenal diri sendiri dan LPDP. Banyak yang protes dengan hasil seleksi karena merasa dirinya adalah seorang yang luar biasa hebat dan sangat layak untuk menerima beasiswa LPDP.

Namun, LPDP butuh insan yang tidak hanya hebat tapi juga berkarakter dan sesuai dengan tujuan LPDP. Anda harus belajar mengosongkan gelas sejenak dan mulai belajar. Gali dan pahami apa tujuan LPDP. Dengan mengenal LPDP maka saya yakin jawaban-jawaban Anda ketika wawancara tidak lagi jawaban yang klise dan umum dijawab oleh calon lainnya.

Saya akan mencoba terus menulis hal-hal yang berkaitan dengan seleksi LPDP. Silahkan email saya atau komen di bawah jika ada yang ingin ditanyakan. Saya terbuka dan saya tahu bahwa perjuangan mendapatkan beasiswa itu tidak mudah ^^.

Salam.
Read more ...

02/03/16

Perbedaan Wayang Gagrag Jogja dan Solo

Berbeda dengan wayang gagrag Banyumas atau Sunda yang secara jelas dapat dibedakan dari gagrag lain karena kekhasan karakter dialek dan penokohan, wayang kulit gagrag Jogja dan Solo relatif sulit dibedakan dengan hanya membandingkan satu atau dua pementasan bagi mereka yang tidak sejak kecil belajar dunia pewayangan. Dilihat dari tata bahasa yang digunakan dapat diketahui bahwa kedua gagrag sama-sama memiliki tata bahasa yang sama: krama inggil, kedathon atau kawi. Begitu juga dengan dialek, penokohan, gendhing, suluk dan beberapa hal lain yang sangat mirip. Tetapi sesunggunya, terdapat beberapa perbedaan yang sudah umum diketahui bagi pecinta wayang, tetapi mungkin saja tidak bagi mereka yang hanya sekedar ingin tahu.

Pertama: penokohan wayang.

Dalam gagrag Jogja terdapat tokoh wayang yang tidak dimiliki atau lebih tepatnya tidak dimasukkan di dalam pewayangan gaya solo oleh para seniman Solo terdahulu, yaitu Raden Antasena. Raden Antasena (gagrag Jogja) adalah anak dari tokoh Raden Werkudara (Bima) dengan Dewi Urang Ayu. Raden Werkudara sendiri adalah bagian dari Pandawa (anak nomor dua dari Prabu Pandu Dewanata dengan Kunthi Talibrata). Gagrag Jogja menyebutkan bahwa Werkudara mempunyai tiga istri, yaitu Nagagini sebagai istri pertama, kemudian secara berturut-turut Arimbi dan Dewi Urang Ayu sebagai istri kedua dan ketiga. Baik gagrag Jogja dan Solo sama-sama menyebutkan bahwa Nagagini berputra Raden Antareja dan Arimbi berputra Raden Gatotkaca, tetapi Dewi Urang Ayu yang berputra Raden Antasena hanya ada di pewayangan Jogja. Sedangkan, di pewayangan Solo, Antasena adalah nama lain dari Raden Antareja, dengan kata lain dalam pewayangan Solo Raden Werkudara hanya berputra dua, sedangkan pewayangan Jogja berputra tiga.

Perbedaan sebagaimana yang disebutkan di atas memberikan dampak yang signifikan terhadap alur cerita, terutama tentang pertemanan Raden Wisanggeni (putra Raden Janaka dengan Dewi Dersanala) dan Raden Antasena yang kemudian sama-sama menjadi tumbal untuk kemenangan Pandawa dalam perang Bharatayudha. Baik Raden Wisanggeni dan Raden Antasena sirna dari alam setelah diyakinkan oleh Sang Hyang Wenang meyakinkan bahwa jika mereka mau lebur dunianya, maka orang tua mereka (Pandawa) akan mendapatkan kemenangan dalam perang saudara dengan pihak Kurawa tersebut. Tidak hanya itu, keberadaan tokoh Raden Antasena berpengaruh besar pada cerita Carangan, yaitu cerita atau lakon yang dikarang oleh dhalang sendiri. Sebagai contoh adalah lakon Antasena dadi Ratu, Antasena Ngraman (Antasena ndugal), dimana Raden Antasena menjadi tokoh utama dan menjadi media geculan (guyonan) oleh dhalang. Sedangkan di Solo saya sendiri tidak begitu tahu keberadaan lakon tersebut, di Jogja sendiri bahkan mungkin dapat dikatakan bahwa hampir semua orang tua tahu kedua lakon tersebut. 

Kedua: dodot (pakaian), jejamang dan wajah

Sekilas kedua gagrag memiliki wajah yang sama, tetapi jika diperhatikan dengan seksama akan ditemukan beberapa perbedaan. Sebagai contoh adalah tokoh Raden Abimanyu (putra Raden Janaka). Pewayangan Solo menggambarkan Abimanyu sebagai ksatria yang halus, kepala merunduk ke bawah dengan rambut berurai dan wajah yang tegas (bagian hidung lurus, lebih runcing dan ramping), begitu juga di Jogja, hanya saja pewayangan Jogja menggambarkan wajah Raden Abimanyu sedikit agak melengkung, dan tidak terlalu runcing. Ada istilah "gemblengan" untuk menggambarkan wajah Raden Abimanyu, tetapi saya sendiri juga tidak terlalu mengerti, jadi belum saya bahas disini. Di sisi lain, sumping (jejaman di telinga) dan songkok sama, dimana songkoknya sama-sama mulut garuda mungkur. 

Dari segi dodot (pakaian) yang dikenakan, gagrag Solo memberikan gambaran yang lebih jelas dan tegas dibandingkan gagrag Jogja. Pewayangan Solo dodot yang digunakan sama seperti dodot ksatria besar seperti raden Gatotkaca atau Setyaki dengan jarak antar kedua kaki melebar. Sedangkan pewayangan Jogja menggambarkan Raden Abimanyu berkaki rapat dan mempunyai keris di bagian belakang dodot, sehingga lebih terkesan bambangan.

Ketiga: geculan

Geculan atau guyonan antar dhalang sudah pasti beda, geculan dhalang biasanya dilatarbelakangi oleh asal dhalang itu sendiri. Semisal Ki Hadi Sugito cenderung menggunakan bahasa geculan atau jenis geculan yng umum di Kulon Progo, karena alm berasal dari Kulon Progo. Begitu juga dengan Ki Timbul, akan memberikan model geculan yang berbeda. Dari sini dapat disimpulkan, dalam satu gagrag saja (Jogja) akan ditemui model geculan yang luar biasa variatif, apalagi antar gagrag. Dhalang gagrag Solo yang sering saya dengarkan adalah Ki Nartosabdo dan Ki Manteb. Kenapa? Mungkin karena saya merasa di antara dhalang gagrag Solo yang lain, dua dhalang tersebut lebih sering memasukkan geculan dalam dialog yang boleh dikatakan sering. karena sebagaimana kita ketahui bahwa gagrag Solo sangat menekankan pada sabetan (penggerakan wayang) dhalang, dimana semakin bagus sabetannya, semakin terkenal dhalang tersebut. Ki Manteb adalah dhalang yang memiliki sabetan luar biasa tetapi juga tidak meninggalkan dialog yang sesungguhnya sangat diperlukan untuk menggiring penonton atau pendengar ke alur cerita. 

Keempat: porsi dialog

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya bahwa gagrag Solo cenderung menekankan sabetan, dimana adegan perang akan sangat ditunggu oleh penonton ketika dhalang berlatarbelakang gagrag Solo. Penekanan pada sabetan membuat porsi dialog pewayangan Solo lebih sedikit daripada Jogja. Sehingga jika ditonton, pengolahan gerakan wayang dhalang Solo cenderung lebih baik dari Jogja, sebaliknya jika didengarkan di radio, gagrag Jogja akan cenderung lebih mudah menggiring pendengar ke alur cerita.  

"Cogito Ergo Sum"
Read more ...

30/07/15

Cerita di Pulau Dana

Pulau Dana adalah pulau paling selatan Indonesia yang berada di Kabupaten Rote Ndao, Indonesia. Banyak yang tidak tahu jika Rote adalah nama Kabupaten paling selatan Indonesia, sedangkan untuk pulau paling selatannya adalah pulau Dana.

Banyak cerita yang saya dapat dari TNI maupun marinir yang menjaga pulau tersebut, mulai dari cerita biasa sampai pada cerita mistik. Menurut cerita pulau tersebut adalah milik salah raja dari salah satu suku yang ada di Pulau Rote.


Di pulau tersebut terdapat hewan kijang yang keberadaannya di pulau tersebut juga dihubungkan dengan raja dari salah satu suku di Rote. Konon katanya kijang tersebut merupakan kijang yang digunakan sebagai mahar pernikahan seorang anak raja. Konon juga jika ada yang ingin berburu di pulau tersebut tanpa seijin raja tersebut maka tidak aka nada kijang yang bisa dilihat.

Mengenai fisik pulau sendiri hampir sebagian besar adalah padang rumput kering seperti savana dan sebagian pulau sisi utara terdapat hutan dan danau yang kata Bapak TNI berwarna merah. Di dalam hutan tersebut kijang konon tinggal.

Pulau tersebut terdapat bangunan tidak lebih dari 10 bangunan: musshola, mess, gudang dan toilet tertata dengan rapi dan simetri dari satu sudut ke sudut yang lain. Bangunan tersebut berada disisi selatan yang agak menghadap ke barat, sehingga ketika sore hari kami dapat memandangi sunset dengan begitu leluasa. Gambaran umum dari Pulau Dana adalah seperti savana yang ada pada Wildlife NatGeo.


Di Pulau Dana terdapat patung Jenderal Besar Soedirman yang konon juga menghadap ke Purbalingga tempat kelahiran beliau. Patung tersebut sangat tinggi dan gagah menoreh langit sore waktu itu. Momen foto tidak dapat kami lewatkan.


Sebelumnya telah ada mahasiswa Universitas Indonesia yang ke Pulau Dana membawa anak Rote Selatan untuk mengadapan upacara 17 Agustus dan menancapkan bendera di pulau tersebut. Tidak hanya itu, bahkan Trans 7 sempat meliput dan meninggalkan jejak kaki kru Jejak Petualang.

Ada banyak hal yang saya kagumi dari pulau kecil ini. Pertama adalah pemandangan pantai yang warna airnya tidak monoton dan selalu berganti warna tiap jamnya, begitu juga dengan langit yang selalu berubah warna dan malam yang tidak terkesan gelap oleh bintanng.

Sore di pulau Dana adalah indah dengan sunset yang menawan. Saya masih ingat bagaimana kami satu tim berlari kencang dari patung Sang Jenderal menerobos padang dan jerat tali yang tersebar sepanjang pulau untuk mengejar matahari yang telah bulat orange namun tidak menyilaukan. Indah dan menawan setiap mata yang melihat, seperti matahari terasa sangat dekat dengan cakrawala yang dengan perlahan menenggelamkan bulat emasnya. Bias lurus yang ada di depan mata seolah seperti bias dalam film anime yang selama KKN tidak bisa saya tonton. Pasir di Pulau Dana adalah pasir bulat-bulat tanpa cacat yang saya tahu teman-teman akan sulit mempercayainya, tapi percayalah saya juga tidak percaya ketika melihatnya pertama kali. Ah sore itu Tuhan Engkau sangat baik pada kami.

Malam di Pulau Dana adalah terang tanpa bulan tetapi penuh bintang: bintang jatuh, bintang berjalan dan sabuk milky way yang serong adalah pemandangan indah yang belum pernah saya temui sebelumnya. Lusi, Yola, Ayu dan ah lupa siapa saja yang waktu itu ramai membicarakan bintang jatuh.

Malam di Pulau Dana adalah tentang keakraban dengan para personil TNI yang memberikan makanan kaleng khas TNI yang rasanya seperti nasi sarden dan nasi goreng. Ah Bayu dan Ebzan menjadi saksi bahwa saya tidak bisa menghabiskan makanan tersebut. Iya, kopi yang tumpah dan minuman penghangat lain.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana Uno adalah permainan yang membuat saya seperti orang bodoh. Ya, Uno adalah saksi keakraban kami satu tim KKN.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana Sri, Cintya dan Lusi diserang oleh pasukan semut yang tidak tahu dari mana datangnya. Ah masih ingin tertawa mengingat kalian rebut.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana sleeping bag yang semula hangat menutupi tubuh tiba-tiba bergeser menutupi badan besar Aga.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas nikmat yang sejak dulu saya impikan. Keluar pulau Jawa, membanggakan orang tua, naik pesawat, menulis cerita dan semuanya. Tuhan begitu baik dengan rancangan dan rencana-Nya.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana saya lelap dalam mimpi tentang kedua orang tua dan keluarga saya. Tuhan apakah saya sudah membuat Ibu dan ayah disana bangga? Tuhan masih adakah rencana lain-Mu untukku? Tuhan, jadilah semua seturut kehendak-Mu. Aku bersyukur.

Pagi di Pulau Dana adalah pagi dimana kami merasakan hangat matahari terbit dari timur dan memulai aktivitas narsis kami. Menyusuri sepanjang pantai yang airnya surut dan membuat kapal menjadi oleng karena tidak terendam air. Banyak Tulisan yang kami buat untuk orang-orang tercinta kami, entah salam kangen atau ucapan selamat. Saya sendiri mendedikasikan perjalanan saya di Timur adalah untuk membuat kedua orang tua saya bangga, ya tidak ada yang lebih penting kecuali orang yang melahirkan, mendidik dan membesarkan saya. Tidak lupa saya kirim salam kepada Mbah Sakinem di Semugih, yang selama enam tahun memelihara hidup saya dalam studi.

Keindahan pagi Pulau Dana ingin sekali saya rekam dengan jelas dan dipotret sebanyak dan se-natural mungkin waktu itu. Ya, semua demi kenangan kebersamaan bahwa kita telah mencapai pulau paling selatan Indonesia satu tim.

Siang di Pulau Dana adalah waktu kami harus melambaikan tangan dan memulai bergelut dengan gelombang laut yang membuat beberapa dari kami histeris dan down secara fisik dan mungkin mental. Topi KKN Ayul yang jatuh, kacamata Rico dan banyak hal terjadi selama menyeberang kembali ke Pulau Rote. Ombak yang lebih tinggi dari kapal menyapa dan seolah ingin bercengkerama dengan kami. Basah kuyup beberapa di antara kami dibuatnya. Tetapi lagi, Tuhan hanya memberi isyarat bahwa kita di lautan bukanlah siapa-siapa dan harus mawas terhadap setiap perbuatan kita yang kadang jumawa terhadap hal yang sebenarnya adalah kosong.

Momen di Pulau Dana adalah momen yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami, perjalanan pulang ke Rote Timur membawa kami pulang sangat larut. Di Pelabuhan Pantai Baru kami berhenti untuk mengambil bahan KKN yang di beli dari Kupang. Mahe, Fandi dan Stefanus, terimakasih kalian telah mengorbankan liburan untuk belanja di Kupang. Terimakasih.

Ah banyak cerita yang dapat saya tulis dengan blog jelek ini, saya tidak tahu apakah ada yang membaca, paling tidak saya dapat memberikan gambaran betapa indahnya Indonesia Timur yang mungkin belum teman-teman ketahui. Yakin dan percayalah pemandangan sesungguhnya jauh lebih indah daripada apa yang ada di Televisi J.

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :) 












“Cogito Ergo Sum”
Read more ...

06/06/15

Embung Batara Sriten Gunungkidul

Hallo para adventures kalian mengunjungi blog ini tentu untuk mengetahui info mengenai embung baru di Gunungkidul yang saat ini menjadi embung tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. 

Well, saya akan sedikit berbagi pengalaman saya sebagai seorang adventurer amatiran haha. Persiapan yang dilakukan tidak ada bedanya dengan persiapan ketika akan main ke pantai atau main ke mana saja. Teman-teman tentu memiliki pengalaman yang lebih banyak dan juga pasti punya pengetahuan lebih dalam hal ini daripada saya. Tetapi bagi anda yang mungkin statusnya sama seperti saya yang "amateur" ada baiknya untuk memperhatikan hal yang tentu berguna bagi teman-teman:

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah hal paling penting dan utama dalam sebuah perjalanan, entah itu dekat atau jauh sehat tentu adalah hal yang harus diperhatikan. Jalan menuju ke Embung Batar Sriten untuk saat ini adalah jalan yang boleh dikatakan cukup menanjak dan belum beraspal, sebagian besar adalah block dengan cor semen dan (kira-kira) seperempatnya adalah jalan berbatu yang dilapisi batu kapur. Karena (mungkin) jalannya merupakan jalan yang sudah lama, anda akan menjumpai banyak cor yang sudah rusak serta bergelombang sana-sini. Oh ya, selain terjal dan menanjak, juga banyak tikungan dengan sudut mati dan banyak jurang tepat di siku sudut jalan. So, untuk menjaga konsentrasi tubuh yang sehat sangat diperlukan :)

2. Kendaraan

Nah ini adalah hal terpenting kedua yang perlu diperhatikan. Sebenarnya semua jenis kendaraan bagi saya bisa untuk menaklukan medan, wong menurut saya gampang-gampang saja (asal konsentrasi hehe). Tetapi dari beberapa pengalaman teman dari blog lain menyarankan untuk menggunakan motor bergigi, karena sangat berguna ketika menanjak dan berguna untuk menahan laju motor ketika turun (tentu dengan gigi 1 :D). Motor matic sebenarnya juga tidak masalah, hanya saja kondisi rem harus diperhatikan dengan betul. Untuk motor yang memiliki coupling menurut saya juga oke saja, tetapi bakal pegel juga kaki dan tangan kanan untuk menekan rem, tapi secara medan motor ini bakal lebih tangguh :D.

3. Kesopanan

Dalam istilah Jawa orang itu harus eman papan, yaitu kita harus menghargai dan menghormati adat, istiadat dan semua yang ada dimanapun kita berada. Nah, disini teman-teman juga alangkah baiknya melakukan hal yang sama. Ketika berangkat atau ketika mulai menaiki gunung teman-teman akan melalui perkampungan, alangkah baiknya jika selalu menyapa dan membunyikan bel motor secara pendek (kalau panjang dikira disuruh menyingkir). Budaya orang Gunungkidul adalah kalau melewati orang/sekelopmok orang, maka pengendara harus memberi hormat dengan membunyikan klakson motor/mobil sambil mengangguk senyum. Karena menurut saya, penilaian masyarakat sekitar kawasan wisata secara tidak langsung adalah doa yang akan membuntuti kita selama berwisata: baik jika berperilaku baik dan buruk jika kita berperilaku buruk. Ketika sampai di atas, selalu jaga kesopanan dan hindari kata-kata yang tidak pantas, karena apa to manfaatnya ngomong nggak jelas :D. Ketika turun, lakukan hal yang sama dengan hal ketika berangkat, eits tentunya tanpa meninggalkan konsentrasi pikiran kita kepada jalan :)

4. Jadilah "Pecinta" dan bukan sekedar "Penikmat" Alam

Caranya? Gampang:
  • Buang sampah pada tempatnyahari gini masih buang sampah sembarangan? Selamat anda adalah orang cupu, jadul dan tidak terdidik! Kasar? Tetapi itu adalah benar, eits saya yakin kok teman-teman yang membaca adalah seorang budiman yang cinta alam :D)
  • Jika melihat sampah: ambil dan masukkan ke tempat sampah!
  • Pastikan kalian hanya mengambil satu hal, yaitu gambar dan meninggalkan satu hal saja, yaitu jejak.
  • Membawa plastik sampah (trash bag) untuk kemudian digunakan untuk memungut sampah: jika anda melakukan ini, respect dari saya bagi anda, saya akan membungkukkan tubuh, mengangkat topi untuk anda :) Anda tahu semua orang akan menghormati anda :)
  • Anda melihat orang melakukan hal yang tidak pantas (buang sampah sembarangan, coret-coret tidak jelas, etc)?: Samperin, tepuk pundaknya atau sapa dengan sopan dan bilang apa yang perlu dibilang untuk mengingatkan orang tersebut :) Atau mas/mbak ada ide brilian yang cukup membuat sadar dan membuat orang itu malu? Percaya, saya akan melakukan itu, jujur saya sering mengingatkan dengan cara mempecundangi. Negatif? Untuk membuat orang sadar, saya tidak peduli :D

5. Soal Foto

Foto boleh, tapi hati-hati karena di sisi barat gunung adalah tempat tinggal landas para atlet terbang layang (dengan kata lain jurang), so selfie ya selfie, foto ya foto tapi perhatikan juga sekeliling kalian :) Nggak mau kan jika pergi ke Embung adalah kali terakhir kalian di dunia? Teman-teman ini adalah adventurer yang di masa depan akan menginspirasi, jadi jaga diri ya dan siapkan cerita terindah untuk orang lain :)

Teman-teman jadi banyak membaca dan pasti ada yang berpikir saya sok atau apalah, haha. Yap, saya hanya percaya apa yang saya tulis adalah apa yang saya alami dan apa yang saya ceritakan adalah apa yang saya lakukan :D

Foto Embung? Ini saya ada beberapa. Anu, karena saya suka sesuatu yang indah dan luas, maka hasil jepretan dari HP jadul saya adalah foto panorama, tapi mudah-mudahan cukup memberi gambaran bagi teman-teman :)






Maaf, karena saya adventurer amatir, jadi fotonya juga amatir :)

Oh ya, ada satu hal lagi yang menurut saya penting. Teman-teman tentu datang dengan perencanaan yang matang, termasuk diantaranya adalah membawa makanan dari tempat dimana teman berasal. Well, tempat wisata adalah tempat dimana mana masyarakat di sekitar berharap dapat mengambil keuntungan kecil secara ekonomi. Teman-teman akan menemui banyak pedagang di pinggir jalan dan ketika sampai di puncak. Jadi, manfaatkanlah dagangan yang dijual, yang selain memberi keuntungan kepada pedagang dan keluarganya, teman-teman juga tidak perlu repot membawa makanan dari jauh. Harga? Murah dan standar, bahkan menurut saya pedagangnya tidak mengambil keuntungan yang banyak atau bahkan untuk dapat dikatakan layak. Istilah orang Jawa: nglarisi :D. Kepada lagi to mereka berharap jika bukan kepada pengunjung? So, nikmati indah alamnya dan ramah warganya serta manfaatkan jajanan sekitarnya :)


"Cogito Ergo Sum"

6 Juni 2015
Read more ...

04/02/15

Kerja Lab

Ini adalah minggu ke-4 saya melakukan penelitian, walaupun belum mendapatkan hasil apa-apa karena banyak kesalahan yang berujung pada kegagalan memperoleh hasil. Berbeda dengan teman-teman lain yang sudah memesuki tahap pertengahan hingga akhir, saya sendiri masih berkutat mencari-cari metode yang tepat untuk isolasi senyawa humat, tepatnya asam fulvat. Buku Stevenson adalah kitab senyawa humat yang belum saya miliki dan selama ini saya masih bergantung pada google book yang tentu saja menggunakan WiFi kampus hehe. 

Well look book sudah terisi 3 halaman yang menandakan 3 hari ini saya melakukannya secara serius. Sudah tiga hari ini saya berusaha sintesis senyawa magnetit. Ada dua metode yang saya ingin bandingkan, yaitu Sonokimia dan Kopresipitasi. Sambil menunggu oven selama dua jam saya sempatkan untuk kembali membuang tulisan di blog ini, hehe. 

Hari ini juga pertama kali saya menggunakan hair dryer untuk mengeringkan ayakan 200 mess untuk menyaring tanah gambut kering :3 Agak aneh rasanya menggunakan perangkat milik wanita :D Tetapi itu sama sekali bukan masalah di dalam lab, selama saya tidak memakai perangkat tersebut di luar lab :D

Di Kimia UGM penuh dengan otak cemerlang, tetapi saya sendiri kurang puas dengan kekurangan alat-alat serta banyak alat karakterisasi yang tidak boleh dioperasikan oleh mahasiswa. Tetapi dengan segala keterbatasan telah banyak judul skripsi di lab Anorganik ini yang memberi motivasi untuk menggali lebih dalam Kimia Anorganik, walau tidak semua saya mengerti.

Saya menulis kembali dengan kata-kata yang tidak teratur ini karena termotivasi oleh blog http://www.sukrisno-nino.blogspot.com/ yang menuliskan setiap perjalanan indahnya untuk kemudian dijadikan sebuah ingatan yang layak dan bijak untuk diceritakan kepada anak cucu. Terimakasih mas Nino, sudah banyak langit njenengan tempuh, suatu saat saya akan melakukannya juga. Ya, tiada hari tanpa mimpi dan motivasi. Ketika gagal saya kelabakan mencari motivasi sana-sini dnegan membaca blog-blog para inspirator. Yap saya tetap belum melakukan apa-apa, capaian terbesar saya sampai saat ini hanya kuliah di Kampus UGM tercinta ini, terbang beberapa pulau di Indonesia, mengarungi biru laut dan twmpat0tempat yang saya dulu sempat sesalkan karena tidak dapat mengunjunginya. 

Selanjutnya saya tetap akan menuliskan detail perjalanan yang saya harap dapat menginspirasi suatu saat nanti :)

"Cogito Ergo Sum"

Lab Anorganik Kimia UGM
Sambil menunggu oven
9:57 am

Read more ...

28/04/14

Membuat Wayang Karton: Wisanggeni

Berikut wayang karton Wisanggeni buatan saya, jauh berbeda dengan buatan para maestro :) Tetapi paling tidak memberikan gambaran bagi teman-teman yang ingin mengetahui penampakan fisiknya. Ini batiknya salah :v
























April, 28, 2014
Sampoerna Corner UGM
"Cogito Ergo Sum"

Read more ...

09/04/14

Pulau Rote Part VII

Rote-Kupang
Senin, 27 Januari 2014
Pukul 04:00 WITA tim bangun pagi dan mulai bersiap untuk kembali lagi ke Ba’a, karena malam sebelumnya sekitar pukul setengah sebelas malam Bapa Bapinsa Therik dikomando oleh Danramil untuk membawa tim survey ke Ba’a pukul 06:00 untuk kemudian diikutkan pesawat TNI AL.

            Kami diantar ke Ba’a oleh Bapa Therik dan Andre putra Bapa David sekitar pukul 05:00 WITA, karena sebelumnya hujan sangat lebat, sehingga kami menunda keberangkatan sampai hujan reda. Kami menaiki mobil pick up dari saudara Bapa Therik dan menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam. Dalam mobil pick up, saya, Mahe dan Andre duduk di belakang dan menjaga tas dan selama perjalanan kami mengobrol dan bercanda, biasalah cowok hehe.

            Dalam perjalanan, kami melihat banyak anak-anak yang berangkat sekolah, baik SD, SMP dan SMA. Mereka berjalan kaki sambil membawa jerigen yang beberapa sih kosong, tetapi banyak juga yang berisi air (mungkin, hehe). Saya tidak tahu mengapa semua siswa baik SD, SMP dan SMA tersebut membawa jerigen tersebut. Mungkin untuk mengisi air di bak sekolah, tetapi kok ada juga yang membawa kosong ya -_-. Yang hebat, mereka yang saya tahu berjalan kaki sangat jauh untuk dapat mencapai sekolahnya. Kok tahu kalau sekolahnya jauh? Ya, karena dari titik saya melihat anak SD, SMP, atau SMA ke sekolah yang saya lihat kemudian jaraknya sangat jauh. Tetapi dalam perjalanan mereka bersama dan ramai-ramai kok J, walau ada juga yang sendiri J.

            Sebenarnya ada rasa tidak enak, karena setelah rencana-rencana yang kami susun sebelumnya dalam hal transportasi ke Kupang satu demi satu tidak terlaksana alasan cuaca. Tidak enak karena biaya pesawat TNI AL ditanggung oleh pihak TNI. Tetapi kemudian saya mendapat penjelasan dari Mahe bahwa itu memang bahasa TNI, kalau kita mengganti sama saja kita (maaf) mengencingi pihak TNI. Semua baik-baik saja, itulah kata-kata Mahe. Saya yang awam dalam masalah tersebut ya hanya bisa mengiyakan dan mencoba melihat dari sisi berkat, bahwa ini adalah berkat dari Tuhan yang setiap waktu selalu menjaga kami yang tidak akan membiarkan satu helai rambut pun dari tim jatuh ke tanah. Ya, dan saya percaya itu, akhirnya ya saya mengambil semua sisi positifnya. Selama di dalam pesawat saya hanya berdoa mohon selamat dan ucap syukur. Karena pesawatnya lumayan seram juga suaranya, dan kami duduk menyamping seperti angkot, selain itu kami duduk paling belakang dan paling dekat dengan pintu belakang :D.

            Pukul setengah tujuh kami tiba di depan mess Koramil Ba’a. Disana saya dan Mahe pergi ke mess karena ada keperluan, saya buang air kecil dan besar, sedangkan Mahe hanya yang besar :D. Saya menggunakan kamar mandi Danramil, sedangkan Mahe menggunakan milik Bapinsa, dan itu bersebelahan -_-.

            Kami akhirnya bertemu kembali dengan Bapa Charles, Bapa David, Bapa Wargi dan Bapa Suranto. Akhirnya kami diantar oleh mobil Danramil dengan pengemudi Bapa Suranto ke Lapangan Udara yang namanya saya lupa (maaf -_-). Setelah menunggu beberapa saat pesawat tiba dan pesawat yang seharusnya berkapasitas 18 orang tersebut tampak keluar dari dalamnya lebih dari 20 orang -_-. Kami di Bandara diantar oleh Bapa Wargi, Bapa Suranto dan Bapa Charles yang menyusul kemudian. Kami foto berempat dengan Bapa Wargi untuk kemudian dijadikan laporan oleh Bapa Wargi ke KODIM.

            Kemudian tanpa sengaja kami bertemu dengan Kepala Bapeda, Ade kemudian memberikan surat kepada Kepala Bapeda tersebut dan berbincang sebentar sebelum akhirnya ada instruksi supaya segera menaiki pesawat Casa TNI AL.
            Ketika perjalan ke pesawat, kami diantar oleh Bapa Charles dengan membawakan tas yang berat. Saya terharu dengan bantuan yang diberikan Bapa Charles selama ini, dan saya lihat (Ade) menangis hehe, mungkin terharu juga kaliya :D. Bagaimana tidak, beliau mengantar sampai belakang pesawat tepat dan ketika pintu ditutup beliau melambaikan tangan yang diikuti balasan dari lambaian tangan kami. Sampai jumpa Bapa bulan Juli dan Agustus nanti.

            Kami di atas pesawat selama kurang lebih 30 menit, memandang birunya laut yang terkena sinar matahari pagi. Perlu teman-teman ketahui, pesawat Casa terbang rendah, sehingga daratan dan lautan pun sangat jelas terlihat J. Di atas pesawat kemudian ada yang bilang bahwa ombak tinggi. Puji Tuhan, mungkin ini benar-benar rencana yang Tuhan berikan J. Di atas pesawat saya sempat merekam ketika landing, dan dapat teman-teman lihat landingnya yang sempat mental satu kali sebelum akhirnya pesawat benar-benar dapat bergerak sempurna di atas landasan J.

            Kemudian kami turun dari pesawat, dan saya adalah orang kedua yang turun setelah awak pesawat yang bertugas :3. Tidak lama kemudian kami melihat Bapa Muhammad yang sudah menunggu kami di depan Hangar milik TNI AL. Kami kemudian diangkut oleh mobil menuju ke mess Kodim untuk kemudian istirahat J. Saat turun saya melihat wajah-wajah yang lemas :D, terutama Ade yang tampak pucat dan syalwa yang lemas serta Mahe yang menghitam hehe, hampir sama dengan saya hitamnya :p.

            Kami akhirnya kembali pada kamar yang sama seperti awal ketika kami baru saja sampai di mess tersebut. Langsung kami cau untuk tidur :D.

            Malamnya kami dipanggil oleh Dandim untuk menghadap pukul 20:00 WITA. Kami akhirnya pergi ke kantor Kodim dan sambil menunggu Dandim kami online sebentar, karena ada wifinya hehe. Akhirnya kami disuruh masuk oleh Dandim sendiri dan mengobrol sampai kurang lebih pukul 22:00 WITA. Kami disana ditanya bagaimana keadaannya dan Dandim meminta kami untuk mempersiapkan nantinya ketika 25 orang bertandang ke Pulau Rote. Kami diminta untuk mempersiapkan terutama transportasinya dan juga penginapan yang digunakan oleh 25 orang. Selain itu beliau juga bercerita tentang masa muda beliau dulu ketika belum ditempatkan di Kupang, beliau juga bercerita banyak tentang pulau Rote. Disana kami mendapatkan banyak wawasan, ya saya menerima banyak ilmu sisitu, walaupun banyak yang lupa hehe (karena pada waktu itu saya ngantuk berat :D). Kemudian Dandim menyudahi pertemuan kami, disana tak lupa kami menyampaikan terimakasih kami atas bantuan beliau dan seluruh personel TNI AD. Saya sendiri berdoa supaya Tuhan memberikan berkatnya yang melimpah kepada keseluruhan TNI AD yang telah menerima kami dengan segala kekurangan kami. Karena saya sendiri sadar betapa kami merepotkan, tetapi memang tentara, otak tentara saya yakin tidak mempermasalahkan itu. Sebaliknya saya berdoa supaya TNI senang dengan kedatangan kami, ya mudah-mudahan J.

            Bapak Dandim merupakan orang yang baik menurut saya, karena beliau mengutamakan keselamatan kami dan menjaga serta memantau kami selama kami melakukan survey. Tidak kalah baik adalah keseluruhan personelnya, mulai dari Bapa Jamal yang menjemput serta pada awalnya mengawal kami, Bapa Muhhamad yang menjadi driver ketika dari Bandara El Tari Kupang dua kali, Bapa Muhhamad yang menjemput kami di Bandara El Tari setelah dari Rote dan yang membimbing kami ke pelabuhan dan banyak lagi (ada dua Bapa Muhammad hehe), Bapa Syaiful, Bapa Pramono yang mengantar kami jalan-jalan dan membimbing kami ke tempat-tempat yang tidak kami ketahui sebelumnya, Bapa-bapa yang kemarin piket yang mengijinkan kami untuk online disana untuk mengurus kepentingan kami. Semuanya baik, dan puji Tuhan beliau-beliau adalah orang yang luar biasa dalam hal penerimaan kepada kami.

            Teman-teman nantinya akan mengetahui sendiri keramahan TNI AD yang akan kita temuai nanti di bulan Juli-Agustus. Saya sendiri tidak tahu kalau ternyata TNI sebaik itu J. Mungkin memang agak berlebihan karena saya memandang semua baik, tetapi memang itu adanya, hehe, nanti teman-teman akan tahu sendiri J.

            Nah untuk kita sendiri, saya harap kita menjaga diri dari hal-hal yang dapat menurunkan derajat nama UGM di depan para anggota TNI, supaya kedepannya hubungan antara mahasiswa yang ingin melanjutkan KKN kita dengan TNI tetap terjaga baik dan semakin baik. Karena TNI sudah memberikan kepercayaan yang besar kepada kita yang dianggap orang intelektual oleh personel TNI. Kita harus mampu menjaga kesopanan kita, menjaga nama baik tim dan yang terutama adalah menjaga nama baik Universitas Gadjah Mada, dimana kita bertandang dengan selimut kampus kita. Tentunya kita tidak ingin selimut yang melindungi kita kotor kan? J. Kita harus benar-benar mencerminkan sebaimana layaknya seorang mahasiswa yang berpikiran global dengan memperhatikan etika-etika yang sudah seharusnya terpatri dalam diri seorang mahasiswa. Jangan sampai kepercayan TNI yang sudah diberikan hilang karena tindakan kecil yang seharusnya tidak perlu dilakukan tetapi kemudian memiliki dampak negatif besar terhadap nama baik tim dan kampus kita J. So guys, biarlah kita menjadi cermin kebaikan yang sesungguhnya selayaknya mahasiswa. TNI manunggal mahasiswa :D J.

            Sampai disini ya episode kembali ke Kupang J. Semangat untuk bulan Juli-Agustus nanti ya teman-teman J.


“Cogito Ergo Sum”

Kamar Kost, 10 April 2014
00:18 am
Read more ...