30/07/15

Cerita di Pulau Dana

Pulau Dana adalah pulau paling selatan Indonesia yang berada di Kabupaten Rote Ndao, Indonesia. Banyak yang tidak tahu jika Rote adalah nama Kabupaten paling selatan Indonesia, sedangkan untuk pulau paling selatannya adalah pulau Dana.

Banyak cerita yang saya dapat dari TNI maupun marinir yang menjaga pulau tersebut, mulai dari cerita biasa sampai pada cerita mistik. Menurut cerita pulau tersebut adalah milik salah raja dari salah satu suku yang ada di Pulau Rote.


Di pulau tersebut terdapat hewan kijang yang keberadaannya di pulau tersebut juga dihubungkan dengan raja dari salah satu suku di Rote. Konon katanya kijang tersebut merupakan kijang yang digunakan sebagai mahar pernikahan seorang anak raja. Konon juga jika ada yang ingin berburu di pulau tersebut tanpa seijin raja tersebut maka tidak aka nada kijang yang bisa dilihat.

Mengenai fisik pulau sendiri hampir sebagian besar adalah padang rumput kering seperti savana dan sebagian pulau sisi utara terdapat hutan dan danau yang kata Bapak TNI berwarna merah. Di dalam hutan tersebut kijang konon tinggal.

Pulau tersebut terdapat bangunan tidak lebih dari 10 bangunan: musshola, mess, gudang dan toilet tertata dengan rapi dan simetri dari satu sudut ke sudut yang lain. Bangunan tersebut berada disisi selatan yang agak menghadap ke barat, sehingga ketika sore hari kami dapat memandangi sunset dengan begitu leluasa. Gambaran umum dari Pulau Dana adalah seperti savana yang ada pada Wildlife NatGeo.


Di Pulau Dana terdapat patung Jenderal Besar Soedirman yang konon juga menghadap ke Purbalingga tempat kelahiran beliau. Patung tersebut sangat tinggi dan gagah menoreh langit sore waktu itu. Momen foto tidak dapat kami lewatkan.


Sebelumnya telah ada mahasiswa Universitas Indonesia yang ke Pulau Dana membawa anak Rote Selatan untuk mengadapan upacara 17 Agustus dan menancapkan bendera di pulau tersebut. Tidak hanya itu, bahkan Trans 7 sempat meliput dan meninggalkan jejak kaki kru Jejak Petualang.

Ada banyak hal yang saya kagumi dari pulau kecil ini. Pertama adalah pemandangan pantai yang warna airnya tidak monoton dan selalu berganti warna tiap jamnya, begitu juga dengan langit yang selalu berubah warna dan malam yang tidak terkesan gelap oleh bintanng.

Sore di pulau Dana adalah indah dengan sunset yang menawan. Saya masih ingat bagaimana kami satu tim berlari kencang dari patung Sang Jenderal menerobos padang dan jerat tali yang tersebar sepanjang pulau untuk mengejar matahari yang telah bulat orange namun tidak menyilaukan. Indah dan menawan setiap mata yang melihat, seperti matahari terasa sangat dekat dengan cakrawala yang dengan perlahan menenggelamkan bulat emasnya. Bias lurus yang ada di depan mata seolah seperti bias dalam film anime yang selama KKN tidak bisa saya tonton. Pasir di Pulau Dana adalah pasir bulat-bulat tanpa cacat yang saya tahu teman-teman akan sulit mempercayainya, tapi percayalah saya juga tidak percaya ketika melihatnya pertama kali. Ah sore itu Tuhan Engkau sangat baik pada kami.

Malam di Pulau Dana adalah terang tanpa bulan tetapi penuh bintang: bintang jatuh, bintang berjalan dan sabuk milky way yang serong adalah pemandangan indah yang belum pernah saya temui sebelumnya. Lusi, Yola, Ayu dan ah lupa siapa saja yang waktu itu ramai membicarakan bintang jatuh.

Malam di Pulau Dana adalah tentang keakraban dengan para personil TNI yang memberikan makanan kaleng khas TNI yang rasanya seperti nasi sarden dan nasi goreng. Ah Bayu dan Ebzan menjadi saksi bahwa saya tidak bisa menghabiskan makanan tersebut. Iya, kopi yang tumpah dan minuman penghangat lain.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana Uno adalah permainan yang membuat saya seperti orang bodoh. Ya, Uno adalah saksi keakraban kami satu tim KKN.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana Sri, Cintya dan Lusi diserang oleh pasukan semut yang tidak tahu dari mana datangnya. Ah masih ingin tertawa mengingat kalian rebut.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana sleeping bag yang semula hangat menutupi tubuh tiba-tiba bergeser menutupi badan besar Aga.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas nikmat yang sejak dulu saya impikan. Keluar pulau Jawa, membanggakan orang tua, naik pesawat, menulis cerita dan semuanya. Tuhan begitu baik dengan rancangan dan rencana-Nya.

Malam di Pulau Dana adalah malam dimana saya lelap dalam mimpi tentang kedua orang tua dan keluarga saya. Tuhan apakah saya sudah membuat Ibu dan ayah disana bangga? Tuhan masih adakah rencana lain-Mu untukku? Tuhan, jadilah semua seturut kehendak-Mu. Aku bersyukur.

Pagi di Pulau Dana adalah pagi dimana kami merasakan hangat matahari terbit dari timur dan memulai aktivitas narsis kami. Menyusuri sepanjang pantai yang airnya surut dan membuat kapal menjadi oleng karena tidak terendam air. Banyak Tulisan yang kami buat untuk orang-orang tercinta kami, entah salam kangen atau ucapan selamat. Saya sendiri mendedikasikan perjalanan saya di Timur adalah untuk membuat kedua orang tua saya bangga, ya tidak ada yang lebih penting kecuali orang yang melahirkan, mendidik dan membesarkan saya. Tidak lupa saya kirim salam kepada Mbah Sakinem di Semugih, yang selama enam tahun memelihara hidup saya dalam studi.

Keindahan pagi Pulau Dana ingin sekali saya rekam dengan jelas dan dipotret sebanyak dan se-natural mungkin waktu itu. Ya, semua demi kenangan kebersamaan bahwa kita telah mencapai pulau paling selatan Indonesia satu tim.

Siang di Pulau Dana adalah waktu kami harus melambaikan tangan dan memulai bergelut dengan gelombang laut yang membuat beberapa dari kami histeris dan down secara fisik dan mungkin mental. Topi KKN Ayul yang jatuh, kacamata Rico dan banyak hal terjadi selama menyeberang kembali ke Pulau Rote. Ombak yang lebih tinggi dari kapal menyapa dan seolah ingin bercengkerama dengan kami. Basah kuyup beberapa di antara kami dibuatnya. Tetapi lagi, Tuhan hanya memberi isyarat bahwa kita di lautan bukanlah siapa-siapa dan harus mawas terhadap setiap perbuatan kita yang kadang jumawa terhadap hal yang sebenarnya adalah kosong.

Momen di Pulau Dana adalah momen yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami, perjalanan pulang ke Rote Timur membawa kami pulang sangat larut. Di Pelabuhan Pantai Baru kami berhenti untuk mengambil bahan KKN yang di beli dari Kupang. Mahe, Fandi dan Stefanus, terimakasih kalian telah mengorbankan liburan untuk belanja di Kupang. Terimakasih.

Ah banyak cerita yang dapat saya tulis dengan blog jelek ini, saya tidak tahu apakah ada yang membaca, paling tidak saya dapat memberikan gambaran betapa indahnya Indonesia Timur yang mungkin belum teman-teman ketahui. Yakin dan percayalah pemandangan sesungguhnya jauh lebih indah daripada apa yang ada di Televisi J.

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :) 












“Cogito Ergo Sum”
Read more ...

06/06/15

Embung Batara Sriten Gunungkidul

Hallo para adventures kalian mengunjungi blog ini tentu untuk mengetahui info mengenai embung baru di Gunungkidul yang saat ini menjadi embung tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. 

Well, saya akan sedikit berbagi pengalaman saya sebagai seorang adventurer amatiran haha. Persiapan yang dilakukan tidak ada bedanya dengan persiapan ketika akan main ke pantai atau main ke mana saja. Teman-teman tentu memiliki pengalaman yang lebih banyak dan juga pasti punya pengetahuan lebih dalam hal ini daripada saya. Tetapi bagi anda yang mungkin statusnya sama seperti saya yang "amateur" ada baiknya untuk memperhatikan hal yang tentu berguna bagi teman-teman:

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah hal paling penting dan utama dalam sebuah perjalanan, entah itu dekat atau jauh sehat tentu adalah hal yang harus diperhatikan. Jalan menuju ke Embung Batar Sriten untuk saat ini adalah jalan yang boleh dikatakan cukup menanjak dan belum beraspal, sebagian besar adalah block dengan cor semen dan (kira-kira) seperempatnya adalah jalan berbatu yang dilapisi batu kapur. Karena (mungkin) jalannya merupakan jalan yang sudah lama, anda akan menjumpai banyak cor yang sudah rusak serta bergelombang sana-sini. Oh ya, selain terjal dan menanjak, juga banyak tikungan dengan sudut mati dan banyak jurang tepat di siku sudut jalan. So, untuk menjaga konsentrasi tubuh yang sehat sangat diperlukan :)

2. Kendaraan

Nah ini adalah hal terpenting kedua yang perlu diperhatikan. Sebenarnya semua jenis kendaraan bagi saya bisa untuk menaklukan medan, wong menurut saya gampang-gampang saja (asal konsentrasi hehe). Tetapi dari beberapa pengalaman teman dari blog lain menyarankan untuk menggunakan motor bergigi, karena sangat berguna ketika menanjak dan berguna untuk menahan laju motor ketika turun (tentu dengan gigi 1 :D). Motor matic sebenarnya juga tidak masalah, hanya saja kondisi rem harus diperhatikan dengan betul. Untuk motor yang memiliki coupling menurut saya juga oke saja, tetapi bakal pegel juga kaki dan tangan kanan untuk menekan rem, tapi secara medan motor ini bakal lebih tangguh :D.

3. Kesopanan

Dalam istilah Jawa orang itu harus eman papan, yaitu kita harus menghargai dan menghormati adat, istiadat dan semua yang ada dimanapun kita berada. Nah, disini teman-teman juga alangkah baiknya melakukan hal yang sama. Ketika berangkat atau ketika mulai menaiki gunung teman-teman akan melalui perkampungan, alangkah baiknya jika selalu menyapa dan membunyikan bel motor secara pendek (kalau panjang dikira disuruh menyingkir). Budaya orang Gunungkidul adalah kalau melewati orang/sekelopmok orang, maka pengendara harus memberi hormat dengan membunyikan klakson motor/mobil sambil mengangguk senyum. Karena menurut saya, penilaian masyarakat sekitar kawasan wisata secara tidak langsung adalah doa yang akan membuntuti kita selama berwisata: baik jika berperilaku baik dan buruk jika kita berperilaku buruk. Ketika sampai di atas, selalu jaga kesopanan dan hindari kata-kata yang tidak pantas, karena apa to manfaatnya ngomong nggak jelas :D. Ketika turun, lakukan hal yang sama dengan hal ketika berangkat, eits tentunya tanpa meninggalkan konsentrasi pikiran kita kepada jalan :)

4. Jadilah "Pecinta" dan bukan sekedar "Penikmat" Alam

Caranya? Gampang:
  • Buang sampah pada tempatnyahari gini masih buang sampah sembarangan? Selamat anda adalah orang cupu, jadul dan tidak terdidik! Kasar? Tetapi itu adalah benar, eits saya yakin kok teman-teman yang membaca adalah seorang budiman yang cinta alam :D)
  • Jika melihat sampah: ambil dan masukkan ke tempat sampah!
  • Pastikan kalian hanya mengambil satu hal, yaitu gambar dan meninggalkan satu hal saja, yaitu jejak.
  • Membawa plastik sampah (trash bag) untuk kemudian digunakan untuk memungut sampah: jika anda melakukan ini, respect dari saya bagi anda, saya akan membungkukkan tubuh, mengangkat topi untuk anda :) Anda tahu semua orang akan menghormati anda :)
  • Anda melihat orang melakukan hal yang tidak pantas (buang sampah sembarangan, coret-coret tidak jelas, etc)?: Samperin, tepuk pundaknya atau sapa dengan sopan dan bilang apa yang perlu dibilang untuk mengingatkan orang tersebut :) Atau mas/mbak ada ide brilian yang cukup membuat sadar dan membuat orang itu malu? Percaya, saya akan melakukan itu, jujur saya sering mengingatkan dengan cara mempecundangi. Negatif? Untuk membuat orang sadar, saya tidak peduli :D

5. Soal Foto

Foto boleh, tapi hati-hati karena di sisi barat gunung adalah tempat tinggal landas para atlet terbang layang (dengan kata lain jurang), so selfie ya selfie, foto ya foto tapi perhatikan juga sekeliling kalian :) Nggak mau kan jika pergi ke Embung adalah kali terakhir kalian di dunia? Teman-teman ini adalah adventurer yang di masa depan akan menginspirasi, jadi jaga diri ya dan siapkan cerita terindah untuk orang lain :)

Teman-teman jadi banyak membaca dan pasti ada yang berpikir saya sok atau apalah, haha. Yap, saya hanya percaya apa yang saya tulis adalah apa yang saya alami dan apa yang saya ceritakan adalah apa yang saya lakukan :D

Foto Embung? Ini saya ada beberapa. Anu, karena saya suka sesuatu yang indah dan luas, maka hasil jepretan dari HP jadul saya adalah foto panorama, tapi mudah-mudahan cukup memberi gambaran bagi teman-teman :)






Maaf, karena saya adventurer amatir, jadi fotonya juga amatir :)

Oh ya, ada satu hal lagi yang menurut saya penting. Teman-teman tentu datang dengan perencanaan yang matang, termasuk diantaranya adalah membawa makanan dari tempat dimana teman berasal. Well, tempat wisata adalah tempat dimana mana masyarakat di sekitar berharap dapat mengambil keuntungan kecil secara ekonomi. Teman-teman akan menemui banyak pedagang di pinggir jalan dan ketika sampai di puncak. Jadi, manfaatkanlah dagangan yang dijual, yang selain memberi keuntungan kepada pedagang dan keluarganya, teman-teman juga tidak perlu repot membawa makanan dari jauh. Harga? Murah dan standar, bahkan menurut saya pedagangnya tidak mengambil keuntungan yang banyak atau bahkan untuk dapat dikatakan layak. Istilah orang Jawa: nglarisi :D. Kepada lagi to mereka berharap jika bukan kepada pengunjung? So, nikmati indah alamnya dan ramah warganya serta manfaatkan jajanan sekitarnya :)


"Cogito Ergo Sum"

6 Juni 2015
Read more ...

04/02/15

Kerja Lab

Ini adalah minggu ke-4 saya melakukan penelitian, walaupun belum mendapatkan hasil apa-apa karena banyak kesalahan yang berujung pada kegagalan memperoleh hasil. Berbeda dengan teman-teman lain yang sudah memesuki tahap pertengahan hingga akhir, saya sendiri masih berkutat mencari-cari metode yang tepat untuk isolasi senyawa humat, tepatnya asam fulvat. Buku Stevenson adalah kitab senyawa humat yang belum saya miliki dan selama ini saya masih bergantung pada google book yang tentu saja menggunakan WiFi kampus hehe. 

Well look book sudah terisi 3 halaman yang menandakan 3 hari ini saya melakukannya secara serius. Sudah tiga hari ini saya berusaha sintesis senyawa magnetit. Ada dua metode yang saya ingin bandingkan, yaitu Sonokimia dan Kopresipitasi. Sambil menunggu oven selama dua jam saya sempatkan untuk kembali membuang tulisan di blog ini, hehe. 

Hari ini juga pertama kali saya menggunakan hair dryer untuk mengeringkan ayakan 200 mess untuk menyaring tanah gambut kering :3 Agak aneh rasanya menggunakan perangkat milik wanita :D Tetapi itu sama sekali bukan masalah di dalam lab, selama saya tidak memakai perangkat tersebut di luar lab :D

Di Kimia UGM penuh dengan otak cemerlang, tetapi saya sendiri kurang puas dengan kekurangan alat-alat serta banyak alat karakterisasi yang tidak boleh dioperasikan oleh mahasiswa. Tetapi dengan segala keterbatasan telah banyak judul skripsi di lab Anorganik ini yang memberi motivasi untuk menggali lebih dalam Kimia Anorganik, walau tidak semua saya mengerti.

Saya menulis kembali dengan kata-kata yang tidak teratur ini karena termotivasi oleh blog http://www.sukrisno-nino.blogspot.com/ yang menuliskan setiap perjalanan indahnya untuk kemudian dijadikan sebuah ingatan yang layak dan bijak untuk diceritakan kepada anak cucu. Terimakasih mas Nino, sudah banyak langit njenengan tempuh, suatu saat saya akan melakukannya juga. Ya, tiada hari tanpa mimpi dan motivasi. Ketika gagal saya kelabakan mencari motivasi sana-sini dnegan membaca blog-blog para inspirator. Yap saya tetap belum melakukan apa-apa, capaian terbesar saya sampai saat ini hanya kuliah di Kampus UGM tercinta ini, terbang beberapa pulau di Indonesia, mengarungi biru laut dan twmpat0tempat yang saya dulu sempat sesalkan karena tidak dapat mengunjunginya. 

Selanjutnya saya tetap akan menuliskan detail perjalanan yang saya harap dapat menginspirasi suatu saat nanti :)

"Cogito Ergo Sum"

Lab Anorganik Kimia UGM
Sambil menunggu oven
9:57 am

Read more ...