20/04/13

Berlomba-Lomba

Semester pertama masuk adalah waktu dimana kami mahasiswa Kimia berlomba-lomba untuk menunjukkan kualitas diri :D, dan saya ya hanya bisa berdecak kagumlah dengan orang-orang mantan OSN dan olimpiade-olimpiade lain -_-, dan juga saya hanya bisa melongo saat yang lain sudah bisa mengoperasikan komputer dan teknologi lain dengan canggih, sedangkan saya? Waduh boro-boro, saya belajar ya hanya pakai buku, sedangkan mereka internet mendukung :D. Tetapi mungkin Tuhan tidak membiarkan saya, hingga akhirnya saya dipinjami laptop bapak Andreas, tetapi sekarang sudah dapat memakai Laptop dengan uang sendiri, walau kredit, tetapi mudah-mudahan bulan ini akan saya lunasi :). Haha, karena saya beli Asus A43SA (lha nggaya banget to?). Tetapi tidak apa, karena berkat ini juga saya dapat belajar dari dunia maya, mengerti canggihnya teknologi dan mudah-mudahan sudah tidak segagap dulu :D, puji Tuhan intinya. Laptop ini juga yang mengantarkan saya ke dalam berbagai organisasi, kompetisi menulis, tugas, kuis online, dan lain sebagainya yang itu saya sangat berterimakasih lagi pada Tuhan atas kesempatan yang diberikan :).

Saya sadar waktu itu, saya adalah mahasiswa yang dapat dikatakan tidak tahu apa-apa, karena saya dibesarkan di desa dengan segala keterbatasan saya (terutama finansial), dan juga lingkungan yang kurang mendukukung studi saya membuat saya tertinggal dalam beberapa hal yang itu sebenarnya penting untuk mahasiswa. 

Di SMA NIM saya tertinggi, tetapi disini, hehe boro-boro, wong di kalangan menengah saja tidak :D, saya di kalangan menengah ke bawah :D, tetapi dengan usaha, akhirnya saya semester pertama dapat Cumlaud :"), terbukti sudah, anak Rongkop tidak kalah :P.

Semester 2 IP saya turun, semester 3 jug, hehe, kenapa? Mungkin saya masih dalam fase belajar membagi waktu antara studi akademik, dan organisasi, dan beberapa planning yang saya rencanakan :D. Saya bisa merencanakan tetapi sekali lagi, hanya Tuhanlah yang menentukan itu terjadi atau tida, saya hanya melakukan bagian saya dengan baik, itu saja :)

"Cogito Ergo Sum"

Kamar Kost
21 April 2013, 11:46 am
Read more ...

Tidak tahu apa itu TOEFL Like

Hehhe, awal masuk UGM ada yang namanya tes TOEFL like yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris mahasiswa yang masuk UGM, dan pada saat itu saya belum tahu apa itu tes TOEFL -_-. Cuma tanggal sekian ada undangan untuk orang tua, registrasi, dan jadwal TOEFL Like. Masalah undangan orang tua saya serahkan ke simbah Robani (kakek dari Jogja), beliau sangat baik, sehingga mau menjadi wakil kedua orang tua saya yang tidak mungkin datang (masalah biaya :D).

Registrasi dengan menggunakan uang tetangga dulu, mas Kris namanya, beliau meminjami saya sebanyak 2.350.000 rupiah :). Bagi saya uang segitu jaman awal masuk ya kayaknya bisa digunakan sampai lulus deh (mikirnya bakal kayak SMA dulu), eh ternyata memang tidak mungkin :D, bahkan sekarang bisa saja 1 bulan lebih dari alokasi beasiswa untuk saya -_-, yah tergantung bagaimana managemen saya :D.

Saat tes Toefl saya belajar mata pelajaran biasa layaknya SNMPTN, karena saya pikir TOEFL itu adalah tes mata pelajaran umum, tidak tahunya bahasa Inggris -_-. Entah saat itu kok saya terlihat bodoh sekali :D, mungkin karena lingkungan yang membuat saya kurang update saat itu (maklum tidak ada yang namanya internet, saya mengenal dunia teknologi juga pas masuk kuliah :D, puji Tuhan intinya :)).

Akhirnya jam 7:30 am di GSP lantai 1 sayap timur, saya masih teringat betapa saya kagum dengan lebarna dan megahnya gedung itu dulu :D, tetapi sekarang, bahkan saya mungkin satu dari beberapa mahasiswa UGM sejak UGM berdiri yang dapat menginap di GSP, tepatnya saat Seminar Nasional Motivasi :D.

Saya masuk dan berjubel dengan 10 ribu mahasiswa lainnya di depan GSP, melihat jadwal masing-masing. Saya masuk, kenalan dengan beberapa orang, dan mulai membuka soal, dan jeng...jeng... ternyata itu soal bahasa Inggris semua, haha, parah benar, padahal semalam saya tidak belajar bahasa Inggris :(. 

Lulus SMA bahasa Inggris saya masih morat-marit (sampai sekarang :D, tetapi mendingan-lah sekarang :P). Tes dan yah biasa saja sih :D, dua jam saya lalui tenang-tenang saja, tidak ada yang menganggu. Hingga akhirnya saya selesai dan keluar :D

Di dalam sebelum tes, saya kenal dengan mahasiswa Gunungkidul pertama, namanya Apri, dan mahasiswa Kimia juga, memang orang Gunungkidul, tetapi lulusan Surabaya :D.

Saya keluar muter-muter dulu sekitar GSP :D. Setelah pulang saya langsung pulang ke tempat simbah, dan diantar ke terminal Giwangan, itulah kali pertama saya masuk terminal Giwangan dan senang dapat melihat bus-bus yang bagus-bagus :D, terutama bus EFISIENSI :D.

Pulang naik Purwo Widodo, dan sesak sekali -_-, tetapi akhirnya dapat sampai rumah dengan selamat, dan dijemput oleh Bude putri Simbah saya di dusun Semugih, dan nginep di tempat simbah. Untuk beberapa hari saya masih di tempat simbah saya dan tetap melakukan kewajiban saya sebagaimana layaknya orang menumpang :).

Well, dalam tidur saya setelah diterima di UGM, yah tenang dan hati ini penuh dengan ucapan terimakasih atas yang Tuhan berikan kepada saya :). Terimakasih Tuhan Yesus, janju-Mu nyata padakau :).

"Cogito Ergo Sum"

Kamar Kost
21 April 2013, 11:32 am
Read more ...

Teman-teman SMA

Haha, ini dia foto-foto saya dan beberapa teman-teman SMA saya, terkhusus XII-IPA :). Bagaimanapun, mereka ibarat tangga yang membantu menaikkan saya ke pohon mimpi yang tiap malam saya angankan :D. Foto-foto ini saya ambil dari Facebook teman saya :D, dan tanpa seijin beliau -_-, biarin, toh ini juga foto bersama :P.

 Logo kebanggan SMA N 1 Rongkop :)
Saat doa bersama :) Dari kiri (atas): Revy, Eny, Nurul, Ima, Hendri, dan Ika.
Dari kiri bawah: Hepi, Nurma, Mbak Erni, Leni, dan Intan :)

Saat doa bersama :)
Drummer band XII IPA, dia jago banget :D, banyak fansnya :D

Ini Revy (wanita tercantik di SMA) :)
Dani dan Didik (sesuatu hal yang saya sesalkan adalah saat kami coret-coret baju SMA -_-), tetapi kami melakukan itu juga karena KETIDAKTAHUAN LHO :)
HAL DI ATAS DILARANG YA :)

Doa bersama :)

Ima (Suka nge-GJ) :)
XII-IPA (dengan baju coretannya, sangat menyesalkan coret-coretan itu -_-)

Nurul dan Leni :)

Revy, Ima, dan Leni :)
Hepi :)
Senangnya :)
Wuah, pada bergaya semuanya :P

Lulus juga :)

Teman-teman XII-IPA

Makan roti :)
Semua :)

Itulah foto kami yang saya ambil dari facebook seorang teman saya, ada satu hal yang seharusnya tidak dijadikan contoh adalah seragam kami yang kami coret-coret. Entah apa yang saya pikirkan saat itu hingga akhirnya saya mau saja saat teman-teman mencoret baju saya atau jika saya disuruh mencoret baju mereka. Entah, mungkin karena saking senangnya telah lulus, hingga akhirnya kami tidak sempat berpikir ke arah sana. Awalnya saya bangga pulang dengan memakai baju coretan seperti itu, karena saya pikir itu simbol telah lulus dari SMA. Tetapi sekarang, jika saya mengingat hal tersebut, ya Tuhan sangat miris, dan betapa menyesalnya saya ketika menodai baju yang selama tiga tahun menemani saya.

Ada paribahasa: "Air susu dibalas dengan air tuba". Ya, mungkin itu yang tepat saya katakan untuk memberi perumpanaan tentang hubungan saya dahulu dengan baju SMA saya. Baju SMA yang saya pakai adalah baju hasil keringat ibu saya selama beberapa malam, dan telah tiga tahun saya memakai baju tersebut. Baju itu diam, tenang, melindungi dan menjadi teman dan sahabat setia saya dalam belajar, selain itu juga sebagai simbol saya sebagai siswa SMA. 

Setelah lulus mungkin baju itu ingin tetap dijaga dan dijadikan kenangan dalam keadaan bersih, tetapi saya, malah mencoret-coret tidak jelas baju itu, sangat menyesal, ya sangat menyesal

Apakah sebegitu bencinya kita kepada SMA, sehingga baju yang selalu menemani kita, kita nodai putihnya yang menunjukkan identitas siswa SMA sebagai calon penerus masa depan bangsa. Andai saya tahu bahwa coret-coret adalah sesuatu yang buruk, tentu saya sudah menolaknya dari dulu :(. Waktu itu juga tidak tahu ide siapa coret-coret -_-. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, biarlah jadi pengalaman yang tidak boleh diturunkan ke anak cucu :)

Dari foto-foto di atas, dimana saya? Ada kok beberapa :). Tetapi pas doa bersama memang tidak ada :D, hehe, tidak tahu dimana saya, yang saya tahu, saya senang melihat mereka senang, dan tidak perlu saya mengganggu kesenangan mereka :). Terimakasih kepada teman-teman SMA semua yang sudah memberikan pelajaran berharga kepada saya selama 3 tahun masa studi saya di SMA :). Tuhan memberkati kalian semuanya, dan memberikan damai sejahtera di dunia dan di akhirat. Amin :).

"Cogito Ergo Sum"

Kamar Kost
20 April 2013, 10:11 pm
Read more ...

KAMADIKSI UGM #1

Yah, disinilah saya bertemu dengan keluarga yang benar-benar mengerti satu dengan yang lain :D (mungkin karena nasib kami yang sama :D). Disini saya bertemu makhluk-makhluk luar biasa dengan pengalaman luar biasa, dan juga prestasi yang luar biasa :D, apa? Yah, saya rasa masuk UGM juga merupakan prestasi bagi kami semua :). Apalagi kami berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu, atau bahkan tidak mampu, sehingga kami pun memiliki persamaan pikiran dan lain-lain, sehingga dapat mengerti satu sama lain :D. Karakter masing-masing juga memberikan warna dalam KAMADIKSI UGM, kami mengerti perbedaan pikiran, pendapat, dan karakter masing-masing, sehingga keeratan dalam KAMADIKSI sangatlah berdampak positif bagi kami semua, terutama kepada saya yang selama ini merasa dijauhi teman-teman :D. Tetapi disini, tidak ada lagi diskriminasi satu sama lain, saling merangkul dalam kasih dan persaudaraan dan dengan canda tawa yang menenangkan setiap kegelisahan hidup kami :).

Fakultas yang berbeda-beda, jurusan yang tidak sama, dan prodi yang beragam membuat kami dapat sharing ilmu ini dan itu, sehingga kami dapat berbagi tidak hanya dalam hal pengalalaman suka dan duka, tetapi juga ilmu yang masing-masing kami miliki. 
Saya sangat bahagia karena telah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk bertemu dan bergabung dengan keluarga ini. Dan saya tidak tahu apa jadinya saya jika tidak bertemu keluarga ini, karena dari mereka teman-teman pengurus KAMADIKSI saya dapat belajar banyak dari masing-masing pribadi di KAMADIKSI ini. Terimakasih kepada teman-teman KAMADIKSI atas bimbingannya selama ini, atas pelajarannya, kalian telah menjadi guru selama ini bagi saya :). Hehe, dan akhirnya sekarang, biarlah saya mengabadikan kalian di Blog ini :P, untuk dikenang di masa nanti :)

 Sertijab dari DIRMAWA UGM, terlihat bapak Sentot, dan Pak Samino di tengah-tengah :)

 Segenap pengurus saat pelatihan pengurus KAMADIKSI di Lawu ressort :)

Beberapa pengurus saat pendataan mahasiswa BIDIK MISI 2012 :)
Di Balairung Gedung Pusat UGM :) 

Di bawah ini foto-foto Saat Musyawaah Besar KAMADIKSI UGM :)
 
 Musker :)
 Musker :)

 Musker :)
 Ini Nia dari Medinfo, dan satu lagi emm... lupa -_- :D
Ini Compyang koor Sosmas :D, makan terus pokoke :P
 Ismail (bawah) dari Sosmas, dan Bowo (atas) BPK :D #lupa dibalik fotonya :P
 Ini mas Alfa, ketua pertama KAMADIKSI UGM, beliau saat naik tangga untuk menghadiri Musker KAMADIKSI 2012 :)
 Saya dan Compyang saat Musker :P
 Pada narsis -_-

 Rizki (bawah), keilmuan KAMADIKSI (orang GK :P) dan Ma'ruf dengan SLR-nya (kepercayaan kami untuk jepret-jepret :D)


 Dari kiri: Bowo, Wildan, dan Ismail
 Yoce saat main game :D
 Om Wicky (yang pakai masker)
 Kasihan dihukum :p, dari kiri: Abang Mega (Ketua KAMADISKI 2012-2013), Wicky (Koor Humas), dan Fitri (Keilmuan) :)
 Nahlo, itu siapa saja? Yang tengah memakai name tag adalah mbak Vitri Indriani DPF Fakultas Biologi :D
 Ini Suryani :D

 Pas, kasih kesan pesan po ya :D

Aku, Compyang, Fitri, dan Nurul :P


Itu beberapa foto dari KAMADIKSI UGM, fotonya sih banyak, tetapi masak mau diupload semuanya :D, haha. Nanti lagi ya, karena masih banyak yang belum ada :D, hehe selanjutnya ada lagi :P :)

Ingi tahu lebih jaut tentang KAMADIKSI UGM? Silahkan buka http://kamadiksi.wordpress.com/

"Cogito Ergo Sum"

Kamar kost
20 April 2013, 9:06 pm
Read more ...

19/04/13

Diskusi KoJuSe Kenaikan Harga BBM

oleh: Philip Anggo Krisbiantoro
 
Bukan kata-kata analis yang dapat saya sampaikan, dan juga bukan suatu pandangan yang dapat memuaskan dahaga mereka yang benar-benar mengerti apa itu dunia politik. Tetapi biarlah saya menuliskan apa yang saya mengerti dan pahami dengan otak sekepal dua tangan saya ini.

KoJuSe (Komunitas Jum'at Sore), suatu komunitas mahasiswa yang membahas isu-isu nasional dengan diskusi di dalamnya dan membuat pikiran kita berputar spontan untuk memandang isu tersebut tidak hanya dari satu sisi. Kali pertama saya dengar KoJuSe adalah beberapa bulan yang lalu, tetapi kali pertama saya mengikuti secara langsung KoJuSe adalah sore 16:00, 18 April 2013 kemarin. Dan di hari itu pula berbagai pandangan, perspektif, dan argumen muncul. Kadang terasa janggal di telinga saya, tetapi kadang sepaham juga dengan pikiran saya.

Bercerita tentang BBM, sebagai mahasiswa Kimia saya tahu betapa urgentnya negara kita saat ini, bahkan dunia ini untuk memikirkan suatu solusi agar dapat keluar dari ketergantungan terhadap Sumber Daya Alam, terutama SDA yang tidak terbarukan, apalagi jika bukan minyak alam. Melihat banyaknya kendaraan yang ada saat ini, melihat dinamika sosial, ekonomi, budaya, dan politik, dan dinamika-dinamika kemanusiaan yang lain, secara sadar kita sebagai mahasiswa harus tahu, bahwa hal tersebut tidak ada yang lepas dari yang BBM.

Sekarang entah sudah seberapa lebar gua sedimentik yang kini terbentuk. Jika dibuat sebuah dunia gua dalam tanah bekas minyak bumi, maka tidak perlu lagi manusia mencari alternatif planet lain untuk menampung dunia manusia, karena bumi sudah menjadi rumah susun yang dapat ditempati atas dan bawah ketika minyak bumi mengering.

Kembali ke KoJuSe. Bagi saya, memang benar jika kita memandang sesuatu yang berhubungan langsung dengan yang namanya masyarakat, karena apa tujuan negara ini berpolitik, jika bukan untuk masyarakat? Tetapi fakta menunjukkan bahwa sesuatu yang seharusnya menjadi milik rakyat, sesuatu yang dapat digunakan untuk mensejahterakan rakyat, telah menjadi suatu senjata bunuh diri bagi masyarakat. Bagaimana tidak? Minyak bumi milik kita, tanah ini milik bersama, tetapi ladang minyak dikuasai oleh asing. Mungkin ini tulah, saya tidak tahu, tetapi andai tidak ada korupsi Pertamina, maka saya rasa sampai saat ini rasa kepercayaan pemerintah terhadap satu perusahaan dalam negeri untuk mengoperasionalkan seutuhnya dunia perminyakan dapat berlanjut sampai saat ini. Tetapi siapa tahu, ternyata senjata utama kita menjadi duri dalam sekalnya kulit bangsa ini, sehingga perih dirasakan ketika korupsi terjadi.

Hingga kesepahaman Indonesia-IMF terjadi, perusahaan asing akhirnya diperbolehkan manancapkan benderanya di ladang minyak Indonesia. Pemerintah mungkin berpikir tidak akan ada lagi yang namanya korupsi. Pembentukan BPMIGAS sebagai wasit membuat pemerintah yakin akan langkah yang diambil. Memang tidak ada korupsi, tetapi sebaliknya sektor hulu dikuasai oleh pihak asing, entah berapa angka yang dikeluarkan pemerintah untuk menutupi dana tersebut. Sekarang kita menikmati suatu keadaan dimana kita melihat anak tetangga menyusu pada ibu kita. Kita melihat bangsa lain memeras sampai kering ladang minyak kita, dan kita memaksakan diri menikmatinya.

Hingga ada kebijakan BBM akan dinaikkan, tidak perlu mengatakan setuju atau tidak setuju. Karena dibalik kedua kata itu banyak konsekuensi positif dan negatifnya. Jika kita berkata setuju, tinjau ulang kata-kata itu. Dimana adilnya Indonesia dalam berdemokrasi jika harga BBM dinaikkan hanya untuk kalangan tertentu, dan itu bagi saya, entah subjeknya kaya atau miskin tetap saja sebagai suatu diskriminasi status sosial. Selain itu ke arah lingkungan coba kita berpikir, jika kendaraan pribadi harga BBM-nya lebih tinggi maka akan semakin banyak pengguna kendaraan roda dua, sedangkan kita tahu betapa tidak efisiennya pembakaran pada mesin roda dua (motor). Bagaimana lingkungan kita nanti? Udara seperti apa yang kita wariskan kepada anak cucu kita, jika tidak ada lagi tempat untuk bernafas karena kita yang hari ini? 

Sedangkan jika kita berkata tidak setuju, tunggu dulu, lalu bagaimana dengan perekonomian negara? Pusing sudah kita sebagai mahasiswa mendiskusikan sesuatu yang sebenarnya saya yakin para petinggi pemerintahan pun juga sama pusingnya, hingga kadang membuat suatu wacana atau keputusan yang kurang realistis dan mengena jika dihubungkan dengan realita dan kebutuhan rakyat Indonesia.

Dinamika itu realita, dan itu ada, dan akan semakin meningkat sejalan meningkatnya kapasitas manusia dalam memberdayakan kemampuan SDM-nya. Hingga saya percaya, bahwa kita sebenarnya sudah tidak membutuhkan BBM, tidak perlu lagi pemerintah bersusah payah mencari upaya konversi energi dari satu bentuk ke bentuk lain yang jelas-jelas tetap saja menghasilkan polusi. Sehingga harusnya ke depan kita lebih memikirkan SDM orang-orang Indonesia agar dapat menciptakan suatu produk anak negeri yang dapat memberikan solusi dalam permasalahan peningkatan dinamika yang tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan dan kehidupan generasi masa depan.

"Cogito Ergo Sum"
Kamar Kost 
18 April 2013, 11:22 pm
Read more ...

Pulang KoJuSe

Ini kali pertama saya mengikuti kegiatan rutin BEM KM UGM untuk membahas isu-isu nasional yang berkaitan dengan rakyat. Jam 1 siang saya ujian Keseimbangan Kimia dengan soalnya yang lumayan -_-. Pulang jam 3 sore dengan menyisakan satu jawaban dari anak soal no 2, yaitu 2.b yang masih kosong melompong (kehabisan waktu :D).

Pukul 3 sore pulang diantar dia, setelah sampai kost saya cuci muka dan kaki, istirahat 15 menitan dan bangun lalu jalan ke Gelanggang Mahasiswa di barat Boulevard kampus Gadjah Mada. Di sana KoJuSe (Komunitas Jum'at Sore) membahas tentang isu kenaikan BBM, dengan pembicara mantan menteri akspro atau apa saya lupa :D, saya mendengar isu yang diangkat dan jadi mengerti sejarah kedaulatan energi Indonesia sejak Indonesia berdiri dan isu-isu yang ada di dalamnya. Saya untuk beberapa kasus mengerti tentang kedaulatan energi Indonesia. Paling tidak saya tahu kasus korupsi besar-besaran yang dilakukan karyawan Pertamina tahun 70an, itu kala Pertamina menjadi penggerak utama sektor energi Indonesia. Beberapa sektor baik hulu dan hilir sedikit saya mengerti. Tetapi ternyata saya masih kurang dalam pengetahuan akan kedaulatan energi Indonesia pasca Soeharto lengser, mungkin saya masih kurang dalam membaca sejarah kali :D. Maklum sih boleh, karena saya anak Kimia, tetapi kalau buta masalah kenegaraan, No Way, itu tidak boleh, itu masalah nasional bro.

Diskusi pun dibuka, dan terhenti karena hujan, yang kemudian dilanjutkan di sekre BEM KM UGM (sekre terluas UKM di UGM :D, boleh bangga dong :P). Disana kami berdiskusi, dan saya agak terganggu ketika kami hanya berbicara politik dan subjek yang menjadi politik tersebut, siapa lagi kalau bukan rakyat, rakyatnya sih sangat bagus dibicarakan dan didukung kesejahteraannya, tetapi kok pandangannya pada ke arah sesuatu yang hanya berdampak sesaat, yaitu setuju tidaknya naik BBM. Saya berpikir bahwa masa depan yang jauh harus dilihat juga, hingga akhirnya saya tidak tahan dan menanyakan hal itu :D, dan ternyata disambut baik (juga gelak tawa :D).

Well, pulang KoJuSe ada rapat Kementrian Sosial Masyarakat, membahas SSC dan paguyuban SosMas dan lain sebagainya (saya sudah mengantuk :D). Kemudian ada lagi rapat tiap deputi, dan saya ditarik ke deputi Pelayanan :D, bersama mbak Nana (senior Sosmas, 4 kabinet sudah beliau ikuti, wow), ada Zunawan (senior juga), dan saya junior sendiri, hehe. Tidak apa-apa, paling tidak saya adalah satu dari hanya beberapa anak Kimia yang peduli akan kehidupan masyarakat :D (karena saya dari desa, sehingga paling tidak tahu dinamika bermasyarakat :D).

Jam 9:30 malam saya ke sekre bersama deputi saya mbak Nana dan Zunawan, disana mereka bercanda, tetapi saya kurang bisa :D, maklum mengantuk dan kurang tertarik dengan buli-bulian :D (trauma masa SMA :D). Akhirnya saya berniat tidur di salah satu tikar, hingga mbak Nana membangunkan saya.

"Philip kalau mau pulang duluan tidak apa-apa :)"

"Lho, lha nanti hasil rapatnya mbak?" (agak bengong)

"Nanti tak sms wes." (baiknya deputiku :") :D)

"Ya udah mbak, mohon infonya ya:D"

Dalam hati saya senang, karena saya harus jalan bro ke kost, sekitar 1,5 KM, lumayan dengan daerah kampus yang sudah sepi (kecuali GSP yang sedang ada hajatan :D). 

Sampai depan rektorat, saya melihat bus EFISIENSI, puji Tuhan akhirnya saya terhibur juga dengan memandang bus itu :D (saya bus mania, bahkan saya pernah ke terminal Giwangan hanya untuk melihat bus :D). Bus EFISIENSI orange bertuliskan bus 2, entah itu orang KKN, penelitian, delegasi kampus atau apa :D, tetapi dari penumpangnya yang pasti itu mahasiswa UGM :D. 

Melalui hingar bingar kendaraan dalam guyuran hujan saya ayunkan kaki saya, hingga saya sampai di depan gang, disana saya melihat lagi Bus EFISIENSI orange bertuliskan bus 1 di kaca :D. Ah, ya Tuhan kapan saya bisa naik bus EFISIENSI :D.

Sampai kost barusan dan mulai ngeblog, sambil mau nulis review hasil KoJuSe tadi (wajib dikirim ke Kementrian Kastrat je :D). Mudah-mudahan wawasan yang luas dapat saya serap dan saya aplikasikan dari KoJuSe tadi ataupun minggu-minggu berikutnya :)

"Hari yang lelah, tetapi terasa indah ketika waktu tidak terbuang dengan percuma."

"Cogito Ergo Sum"

Kamar Kost 
Jum'at 18 April 9:47 pm


Read more ...

18/04/13

Aku dan Bantalku

Ada kalanya aku tenang, sendiri dan tidak ada yang menggangguku dalam memimpikan diriku di masa nanti, dan itu adalah malam
Ada kalanya aku tersenyum melihat cakrawala tersenyum manis padaku, dan itu adalah senyum satu-satunya hari itu untukku
Tidak hanya hari itu, karena setiap hariku kulalui dengan lelah tanpa senyum manusia untukku
Terasa tersesat dengan dunia yang tidak kuingini, dan aku, aku hanya bisa berpikir lagi dan berangan-angan lagi

Setiap malam 1 kasur, 1bantal, 1 lemari, 1 lampu yang dibagi untuk dua ruangan yang bersekat kayu, dan beberapa buku pinjaman perpustakaan yang menjadi tempatku bercanda dan tertawa
dan ya, dalam kesendirian
Ingin kutatap bintang tiap malam, tetapi aku sudah lelah, kapan aku bisa tidur, dan buku itu menantiku, menantiku untuk menjadikannya teman dalam kesendiriannya
Aku tidak paham buku itu, walau tetap saja aku kadang tersenyum melihatnya
Buku yang bisu, saranaku mencapai mimpiku, siapa tahu, siapa tahu, siapa tahu tuah sang buku

Kasur itu menjadi saksiku disaat malam, menjadi tumpuan ringannya tubuh kecilku, dan betapa aku gelosotan memikirkan mimpi, dan ah, perutku yang lapar
Bantal itu juga, menjadi satu-satunya yang mau kurangkul di dunia ini selain ibu
Bantal itu mendengarkan setiap ceritaku dari pagi hingga malam menjelang selain ayah
Tetapi dia tidak bisa menggantikan Tuhan yang memberikan hati yang ingin kuat ini padaku

Aku bercerita bahwa aku tadi pagi berdiri di depan saat upacara bendera, aku tidak mau dibelakang, karena aku takut dibuli teman-temanku
Aku juga perlihatkan topi SMA ku yang setia melingkari kepalaku, dan satu-satunya yang mengerti panasnya kepala menghadapi keadaan sekelilingku, tetapi dia meneduhkanku
Aku tunjukkan juga tas yang sudah robek sana-sini
Bantal itu mungkin tersenyum padaku, dan kuharap dia bangga padaku ketika aku bercerita bahwa aku ulangan Kimia dan Biologi mendapat seratus
Tetapi dia diam...
Walau diam, dialah kepercayaanku dalam 6 tahun prihatinku
Tawaku kurasakan bersama bantal itu, tetapi lebih banyak air mata yang kutumpahkan disitu daripada rasa girangku karena aku juara satu
Kupeluk erat bantal itu, kugigit erat-erat ketika teringat hal menyakitkan yang kualami hari itu
Senyumku kala siang adalah hutang yang kubayar dengan tangisku kala malam
Aku tidak tahu bantal itu akan kesakitan, yang kutahu, dia pasti mengerti aku
Dia mati, tetapi dia hidup bagiku, dia yang mau mendengarkan ceritaku, mimpiku, dan bualan masa depanku

Pagi hari yang dingin saat rapuhnya raga ini bangun, dia tidak melepaskan dirinya dari pelukan eratku, bahkan gigitanku saat aku greget dalam dalam dunia mimpi
Aku bangun, dan dengan berlandaskan hangatnya bantal itu kubuka Perjanjian Tuhan dalam Kitab Suci itu, sejenak aku mencari petunjuk Tuhan akan hari ini
Aku baca dan mencoba menegarkan hati ini, baris demi baris, berusaha menegakkan keyakinan yang kuat untuk melewatkan hari dengan nama Tuhan
Aku meminta jadikan aku periang hari ini, biar aku mengukir hari ini dengan senang dihati, walau sekelilingku mengukir kepedihan
Tetapi tetap aku berusaha sabar menantikan perjanjian-Mu, karena aku tahu Engkau tidak akan meninggalkan aku yang kering kebahagiaan ini. Biarlah aku menunggu janji itu.

Biarlah aku dan bantalku...

"Cogito Ergo Sum"

18 April 2013
Kamar Kost 7:49 pm
Read more ...